Vaksinasi Covid19
Pasokan Vaksin Covid-19 untuk Dunia Tahun Ini Berkurang, Ini Sederet Penyebabnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, pasokan vaksin Covid-19 untuk dunia pada tahun ini, 25 persen lebih sedikit.
Di antaranya COVAX mengutip pembatasan ekspor vaksin di India, masalah manufaktur pada fasilitas AstraZeneca, penundaan persetujuan vaksin perusahaan biofarmasi China Clover yang mendorong penurunan, di samping itu masalah produksi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Johnson & Johnson.
Dalam laporan COVAX tersebut menyebut bahwa masalah produksi di fasilitas Emergent J&J, yakni yang ditugaskan untuk memasok COVAX, telah menyebabkan penundaan.
Pabrik vaksin Baltimore Emergent menghentikan produksi selama berbulan-bulan setelah kesalahan awal tahun ini yang melibatkan bahan-bahan untuk vaksin J&J dan AstraZeneca.
Laporan tersebut juga mengungkapkan, sementara produksi vaksin Covid-19 sekarang telah dimulai kembali, namun peningkatan produksi yang dikombinasikan dengan backlog pesanan untuk pelanggan bilateral lainnya telah menyebabkan jadwal yang tertunda dan volume yang lebih rendah yang akan tersedia untuk COVAX pada tahun 2021.
Baca juga: Manfaat Vaksin Covid-19 bagi Ibu Menyusui dan Bayinya
Menurut laporan itu, 180 juta dosis vaksin yang hilang antara perkiraan Juli dan perkiraan September telah dipasok oleh Johnson & Johnson.
Perkiraan tersebut menunjukkan lebih banyak dosis vaksin Covid-19 yang akan tersedia dari dua sumber. Yakni, peningkatan yang diharapkan sebesar 20 juta dosis dari Sinopharm China dan tambahan 95 juta dosis vaksin dalam bentuk sumbangan.
Untuk mencukupi pasokan dan ketersediaan vaksin Covid-19, sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengulangi seruannya kepada negara-negara kaya untuk menahan diri dalam upaya pemberian vaksin booster.
Kali ini, WHO meminta agar negara-negara ini untuk menunggu setidaknya sampai akhir tahun, bukan lagi menunggu hingga akhir September.
"Sebulan yang lalu, saya menyerukan moratorium global pada dosis vaksin booster, setidaknya sampai akhir September, untuk memprioritaskan memvaksinasi orang yang paling berisiko di seluruh dunia yang belum menerima dosis pertama mereka. Hanya ada sedikit perubahan dalam hal ini. situasi global sejak saat itu," kata Tedros dalam konferensi pers, Rabu.
"Jadi hari ini, saya menyerukan perpanjangan moratorium, hingga setidaknya akhir tahun, untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40 persen dari populasinya," imbuh Tedros. (*)
Baca juga: Hasil Studi Sebut Orang yang Tak Divaksin akan 11 Kali Lebih Mungkin Meninggal karena Covid-19
Berita lainnya terkait vaksinasi Covid-19
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul WHO: Vaksin Covid-19 untuk Dunia Tahun Ini Lebih Sedikit
Viral Video Seorang Ibu Ngamuk Tak Mau Divaksin Covid-19: Tembak Saja kalau Kalian Mau Paksa |
![]() |
---|
Capaian Vaksinasi Papua Barat Jadi Terendah Kedua di Indonesia, Kapolda: Kita Upayakan Percepatan |
![]() |
---|
Korem 181 PVT Bersinergi dengan Kalbe dan KG Gelar Vaksinasi di Sorong |
![]() |
---|
Uraian Lengkap dari Dokter soal Vaksin untuk Orang dengan Komorbid Jantung |
![]() |
---|
Penjelasan Lengkap dari Dokter soal Vaksin untuk Orang dengan Komorbid Jantung |
![]() |
---|