Toko Oleh-oleh Suvenir Khas Papua Terlengkap di Manokwari, Omset Tiap Bulan Rp 100 Jutaan

Toko Oleh-oleh Suvenir Khas Papua Terlengkap di Manokwari, Omset Tiap Bulan Rp 100 Jutaan

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
Tribun PapuaBarat.com
Martina Serpara (34), pemilik Lio art Papua, toko suvenir khas Papua yang membantu para seniman dan pengrajin lokal untuk memasarkan produknya. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI -BAGI para pelancong yang sedang berlibur atau berdinas di Manokwari, Papua Barat direkomendasikan berkunjung ke Toko Suvernir Lio Art Papua.

Toko yang berlokasi di Jalan Merdeka, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat ini tidak pernah sepi.

Aneka pernak-pernik khas Papua dan Papua Barat tersedia. Sejak 2012, toko itu sudah bekerja sama dengan seniman loka.

Jadi produk yang dijual merupakan karya seniman asli Papua dan Papua Barat.

"Awalnya tong (kita/kami) lihat belum ada yang jual suvenir khas Papua. Padahal banyak yang cari, ya sudah kita mulai Lio art ini," kata Martina Serpara (34), pemilik Lio art Papua kepada TribunPapuaBarat.com, Rabu (3/8/2022).

Martina mengungkapkan, bersama sang Suami, Valentiono Manusiwa (37), awalnya prihatin dengan kendala yang dihadapi para seniman dan pengrajin lokal.

Tampak depan Lio Art Papua, toko suvenir di Jalan Merdeka, Kota, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Tempat memasarkan ragam hasil karya seni dan kerajinan lokal Papua.
Tampak depan Lio Art Papua, toko suvenir di Jalan Merdeka, Kota, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Tempat memasarkan ragam hasil karya seni dan kerajinan lokal Papua. (Tribun PapuaBarat.com)

Mereka kesulitan memasarkan hasil karyanya. Padahal, dari sisi permintaan barang di pasaran sangat tinggi.

Oleh sebab itu, pasangan suami isteri tergerak untuk merintis Lio art Papua dari nol.

Hingga sekarang, Lio art Papua berhasil menampung dan membantu memasarkan ragam karya seni dan kerajinan dari berbagai daerah di Tanah Papua. Seperti dari Jayapura, Merauke, Nabire, Pegunungan Arfak, dan Manokwari.

Suvenir yang dipasarkan dari daerah tersebut, mulai dari noken, miniatur kaki seribu, lukisan pasir dan kerang, dan manik-manik khas Papua.

Adapula koteka, tifa, panah dan busur, kapak batu, ukiran Suku Asmat, patung, tas dan dompet kulit buaya asli, dan lain sebagainya.

Lantaran mempunyai nilai seni tinggi, Martina membanderol harga suvenir khas Papua itu dari belasan ribu hingga jutaan rupiah.

Usaha Melestarikan Budaya

Selain sebagai peluang bisnis, kata Martina, Lio art Papua didapuk sebagai usaha melestarikan budaya khas Papua.

"Tong mau memperkenalkan ke semua orang, kalau inilah tong punya budaya kebanggaan di Papua," ujar wanita keturunan Serui, Kaimana dan Ambon itu.

Tulisan dan gambar Papua, Papua Barat, dan Manokwari, mendominasi tiap kaus produksi Lio art Papua.

Martina menjelaskan, permintaan suvenir dan kunjungan pembeli di Lio art Papua, akan berkali lipat ketika ada event yang diselenggarakan di Manokwari.

Seperti tiap kali peringatan pekabaran Injil di Tanah Papua.

Membuka Cabang Lio Art Papua

Dengan prospek usaha yang menjanjikan, lantas membuat Martina dan sang suami, membuka cabang Lio art Papua 2.

Tepatnya berada di daerah Taman Ria, Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Kini Martina dan Valentiono mampu meraup omzet, Rp 100 hingga Rp 120 juta dalam sebulan.

Namun, sambung Martina, keuntungan tidak hanya dinikmati oleh Lio art Papua.

Pasalnya, para seniman dan pengrajin lokal Papua turut menikmatinya.

Melalui perputaran roda ekonomi, Martina berharap usaha toko suvenir seperti Lio art Papua ini, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, khususnya Orang Asli Papua (OAP).

Penghargaan yang Diterima Lio Art Papua

Berkat produktivitas yang baik, tak ayal Lio art Papua mendapat anugerah Siddhakarya kategori pemenang usaha kecil, dari Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat pada 2020.

Anugerah Siddhakarya merupakan penghargaan tingkat provinsi yang diberikan kepada usaha dengan produktivitas tinggi.

Sekaligus berhasil mempertahankan tingkat produktivitas tersebut selama tiga tahun berturut-turut.

"Iya, kita dapat penghargaan Siddhakarya dengan kualifikasi mulai menghasilkan (early result)," terang Martina.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved