Cerita Arif Rimosan, Buat Honai Kopi untuk Inspirasi Anak Muda Papua Jadi Pengusaha
Cerita Arif Rimosan, Buat Honai Kopi untuk Inspirasi Anak Muda Papua Jadi Pengusaha, sehingga tak ingin menjadi ASN
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
"Waktu itu kita pakai ruangan di samping BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) untuk jualan. Kalau ada even di kampus, kita pakai untuk jualan," ujar pria kelahiran Manokwari, 25 November 1993 itu.
Baca juga: Eco Defender Manokwari Wacanakan Pembentukan Sasi di Pulau Lemon
Baca juga: Amertina Udiata Lende Mere Pimpin Perkumpulan Perempuan Flobamora Kota Sorong
Paduan Kopi dan Budaya
"Konsep kedai kita itu adalah kopi dan budaya. Jadi, mulai dari nama kedainya, sudah harus mencerminkan kita orang Papua. Honai, yang artinya rumah atau tempat berkumpul dalam bahasa daerah di Pegunungan Papua," urai Arif.
Selain nama kedai, sambung dia, signature khas honai kopi juga memadukan unsur budaya dalam penamaannya.
Seperti es kopi kekinian sulo, komin beer, dan es lechino.
"Untuk sulo dan komin beer itu, tong (kami/kita) ambil nama dari slang atau bahasa gaul di Manokwari. Sulo artinya tukang tipu, maksudnya setelah minum sulo, tong harap yang minum stop tipu-tipu. Kalau komin itu artinya orang Papua," jelas Arif.
Dari bisnis kedai kopi ini, Arif dan Aji mengaku bisa meraup omzet Rp 5 juta hingga Rp 10 juta dalam sebulan.
(*)