La Ode Dampi, 10 Tahun Jadi Sopir Angkot, 2 Anaknya Sebentar Lagi Sarjana
La Ode Dampi, 10 Tahun Jadi Sopir Angkot, 2 Anaknya Sebentar Lagi Sarjana, Berikut Kisah Perjuangannya
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Jefri Susetio
“Kerja sopir ini kan keuntungan tidak menentu. Kadang banyak kadang memang hanya pas uang minyak sama kasih ke bos saja. Tapi saya tetap bersyukur itu,” tuturnya.
Baca juga: SOSOK Wakapolres Manokwari Kompol Agustina Sineri, Pernah Jadi Atlet Voli Pantai, Raih Emas di PON
Baca juga: AKSI Mogok Sopir Angkot Kota Sorong, Hidup Semakin Tertekan Diminta Setoran Naik
Ia mengaku kecewa dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Oleh karena itu, ia menggelar aksi demonstrasi dengan mogok di perempatan lampu merah Maranatha, Kota Sorong.
“Secara peribadi saya sangat merasakan dampak dari kenaikan BBM. Minyak sebelumnya saya isi 20 liter itu Rp 160 ribu tapi kalau sudah naik begini 20 liter jadinya Rp 200 ribu. Artinya ada kenaikan sekitar Rp 40 ribu. Itu lumayan besar bagi kami sopir," katanya.
Untuk itu, kata dia, mendukung tuntutan para sopir angkot yang meminta pemerintah menaikan tarif angkot.
Berdasarkan kesepakatan, kami minta Rp 8 ribu per orang dewasa sedangkan pelajar dan mahasiswa Rp 5 ribu per orang.
“Pemerintah harus segera ambil tindakan sehingga bisa ada penyesuaian,” ujarnya.
(*)