Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Autopsi Jenazah 2 Korban Tragedi Kanjuruhan, Ayah Mereka Menangis Hingga Dibopong ke Mobil Ambulans
Orang tua korban tragedi Kanjuruhan menangis berurai air mata selama proses autopsi jenazah kedua putrinya di Kabupaten Malang
Sempat tertunda
Proses autopsi dua, Aremania, suporter Arema FC, itu sempat tertunda. Seharusnya, autopsi digelar pada 19 Oktober, tetapi keluarga korban justru mencabut kesediaan mereka pada 17 Oktober 2022.
Mereka mengalami tekanan psikis.
Devi kembali mengajukan autopsi terhadap jenazah kedua putrinya setelah mendapat dukungan dari TGIPF dan Komnas HAM.
Baca juga: Poin TGIPF soal Kanjuruhan: Ketum PSSI Diminta Mundur hingga Syarat untuk Liga 1,2,3 Dilanjutkan
Ia ingin mengetahui penyebab pasti kematian keduanya anaknya di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
Tragedi Stadion Kanjuruhan menelan total 135 korban jiwa, tetapi hanya dua keluarga korban yang menyetujui proses autopsi.
Selain Devi Athok, keluarga Abdul Haris, Ketua Panpel Arema FC, menyetujui proses terhadap jenazah anggota keluarga mereka, anak SMP yang juga menjadi korban tragedi Kanjuruhan.
Berbeda dengan Devi Athok yang resmi membuat surat pengajuan, keluarga harus menunggu inisiatif dari polisi.
“Kalau memang ada permohonan dari penyidik untuk autopsi keluarga, kami welcome saja. Sampai dengan saat ini belum ada,” kata pengacara keluarga Abdul Haris, Taufik Hidayat, kepada suryamalang.com, Rabu (26/10/2022).
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Autopsi 2 Jenazah Tragedi Kanjuruhan: Tangis Ayah Korban Pecah hingga Daftar Tim Dokter Forensik
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Tangis-ayah-dua-korban-Tragedi-Kanjuruhan-Devy-Atok-pecah-saat-autopsi.jpg)