Petani di Manokwari Dikenalkan Cara Baru Budidaya Bawang Merah, Bibit dari Biji, Lebih Untung
satu hektare lahan biasanya membutuhkan hingga 1,5 ton umbi bawang merah untuk pembibitan dan biaya berkisar Rp 75 juta hingga Rp 120 juta.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius M
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Kabupaten Manokwari, Papua Barat, masih belum mampu mencukupi kebutuhan atau swasembada komoditas pangan seperti bawang merah.
PT East West Seed Indonesia (Ewindo), produsen benih sayuran tropis hibrida Cap Panah Merah bersama Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) memperkenalkan teknologi True Shallot Seed (TSS) kepada para petani di Manokwari.
Deputi Grup Produk Manajer PT Ewindo, Muhammad Ichsanudin, menyebut, budidaya bawang merah dari biji tak hanya berpeluang swasembada bawang merah, tapi juga meningkatkan kesejahteraan petani karena kenaikan omzet.
"Lewat TSS membuktikan petani Manokwari juga bisa tanam bawang merah," kata Muhammad Ichsanudin saat demplot TSS kepada para petani dalam acara Farmers Field Day di Kampung Prafimulya, SP 1, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Selasa (29/11/2022).
Ichsan, sapaan Muhammad Ichsanudin, mengatakan teknologi TSS memiliki keunggulan dibandingkan budidaya bawang merah dari umbi yang lazim digunakan petani.
Baca juga: Harga Bawang Merah di Pasar Wosi Manokwari Papua Barat Naik Hampir 100 Persen
Menurutnya, selain kualitas benihnya yang telah teruji, kelebihan TSS juga dikenal dengan akronim 3M, yaitu mudah, murah, dan menguntungkan.
Kemudahan diperoleh saat penyimpanan maupun transportasi benih.
Untuk kategori murah, Ichsan mencontohkan, satu hektare lahan biasanya membutuhkan hingga 1,5 ton umbi bawang merah untuk pembibitan dan biaya berkisar Rp 75 juta hingga Rp 120 juta.
"Kalau pakai TSS, satu hektare hanya butuh 4-5 kg, modal dua sampai tiga juta saja," kata Muhammad Ichsanudin.
Dari segi pemasukan, ucapnya, panen bawang merah dari TSS jauh lebih menguntungkan dari budidaya memakai umbi.
"Ppakai umbi, panen hanya bisa 10-15 ton per hektare, sedangkan dari TSS bisa mencapai 15-25 ton per hektare," ujar Muhammad Ichsanudin.
Baca juga: Antisipasi Kekosongan Stok, Pemerintah akan Datangkan Bawang Merah dari NTB ke Papua dan Papua Barat
Dia meyakini, jika petani di Manokwari giat mengembangkan pertanian hortikultura jenis bawang merah melalui teknologi TSS, maka otomatis meningkatkan produksi bawang merah lokal.
Imbasnya, petani mampu mencukupi permintaan pasar di Kabupaten Manokwari akan bumbu dapur.
Bahkan, ujar Ichsan, ada peluang besar bagi Kabupaten Manokwari menjadi pemasok bawang merah untuk daerah lain di Indonesia.
Update Kasus Pembakaran Wanita ODGJ di Kilometer 8, Polresta Sorong Kota Bekuk 9 Terduga Pelaku |
![]() |
---|
Warga Maybrat Eksodus Berangsur Pulang, Pj Bupati dan Danrem Tinjau Kondisinya |
![]() |
---|
Paulus Waterpauw Diusung Wapres pada Pemilu 2024, Ini Pertimbangan 5 KNPI di Tanah Papua |
![]() |
---|
Ramalan Zodiak Besok, Selasa 7 Februari 2023: Reputasi Gemini Bersinar, Scorpio Dapat Godaan Baru |
![]() |
---|
Perketat Perbatasan Maybrat Cegah Masuknya Miras yang Sebabkan Gangguan Keamanan |
![]() |
---|