KPK Sebut Lukas Enembe Tak Perlu Dirujuk ke Singapura, Kondisinya Baik dan Sehat

KPK Sebut Lukas Enembe Tak Perlu Dirujuk ke Singapura, Kondisinya Baik dan Sehat Lukas Enembe dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Tersangka kasus suap, Gubernur Papua, Lukas Enembe mengenakan rompi tahanan KPK dengan tangan diborgol dan menggunakan kursi roda saat dihadirkan dalam konferensi pers yang dipimpin oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2023). Lukas Enembe resmi menjadi tahanan KPK, namun karena alasan kesehatan dirinya dibantarkan di RSPAD Gatot Subroto. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan, kondisi kesehatan Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe baik dan sehat.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia serta RSPAD intens melakukan koordinasi.

Koordinasi itu untuk memastikan Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, selama menjalani masa tahanan, dalam kondisi baik dan sehat.

Baca juga: 6 Jam Geledah Kantor Dinas PU Papua, Penyidik KPK Bawa Keluar Koper Hitam

Baca juga: KPK Geledah Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Rumah Dinas Sekda Papua

Bahkan lanjut Ali Fikri, tim dokter KPK melakukan pemeriksaan kesehatan Lukas Enembe setiap harinya.

Tak hanya itu, Ali Fikri juga mengatakan, petugas rutan pun melakukan pemantauan serta pelaporan 4 x sehari terhadap Lukas Enembe.

Dari pemeriksaan itu, tim mengungkapkan bahwa Gubernur Papua nonaktif, Lukas Enembe dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari.

"Bisa berbicara, makan dan minum, minum obat sendiri, berganti pakaian sendiri, bahkan bisa mandi sendiri," kata Ali Fikri, Selasa (7/2/2023).

Ali Fikri mengungkapkan, hasil pemeriksaan kesehatan terhadap Lukas Enembe dinyatakan siap melaksanakan interview.

"Hasil pemeriksaan kesehatan tersangka LE juga dinyatakan fit for interview dan fit for stand to trial. Sehingga sampai sejauh ini, tersangka LE tidak perlu dirujuk ke Singapura. Terlebih fasilitas kesehatan di Indonesia memadai," bebernya.

Kemudian dalam proses pemeriksaan terkait perkaranya oleh penyidik, ujar Ali, Lukas Enembe juga mampu memahami perkara yang dihadapi dan termasuk mampu membela untuk dirinya dalam perkara tersebut.

Sebelumnya, Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe menulis sebuah surat yang ditujukan kepada Ketua KPK Firli Bahuri.

Secara garis besar, dalam surat itu Lukas meminta untuk berobat ke Singapura.

Berdasarkan foto yang diterima, surat itu ditulis tangan di atas sebuah secarik kertas menggunakan pulpen dengan tinta hitam.

Di atas kertas itu tertera tanggal pembuatan surat, yakni 29 Januari 2023.

Tepat di bagian bawah tanggal, Lukas Enembe turut membubuhkan tanda tangan.

Berikut isi surat Lukas Enembe untuk Firli Bahuri:

Kepada Yth Ketua KPK di Jakarta

Dengan hormat, Bpk Ketua yang saya hormati. Sesuai dengan komitmen dan janji bapak bulan lalu untuk berobat di Singapura.

Kondisi kesehatan saya semakin tidak baik selama di rumah tahanan KPK. Tolong bapak mengerti kesehatan saya ini untuk segera berangkat saya ke Singapura dalam minggu ini.

Demikianlah hormat saya dalam permohonan surat ini untuk dimakluminya.

Jakarta, 29/1/2023
Lukas Enembe

Sekilas Soal Kasus Lukas Enembe

Diketahui, KPK menetapkan Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi proyek infrastruktur di Provinsi Papua.

Politikus Partai Demokrat itu diduga menerima suap sebesar Rp1 miliar dari Rijatono Lakka.

Hal tersebut untuk mendapatkan tiga proyek pembangunan di Papua senilai Rp41 miliar.

Adapun tiga proyek itu antara lain, proyek multiyears peningkatan jalan Entrop-Hamadi dengan nilai proyek Rp14,8 miliar; proyek multiyears rehab sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi dengan nilai proyek Rp13,3 miliar; dan proyek multiyears penataan lingkungan venue menembak outdoor AURI dengan nilai proyek Rp12,9 miliar.

Selain itu, Lukas juga diduga menerima gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan sebesar Rp10 miliar.

Namun, KPK belum mengungkap pihak-pihak pemberi gratifikasi tersebut.

Atas perbuatannya, Lukas Enembe disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 dan Pasal 12B Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).

Sementara Rijatono Lakka disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) atau Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 13 UU Tipikor.

Dalam pengusutan perkara Lukas Enembe, sejauh ini KPK telah menyita emas batangan, perhiasan emas, dan kendaraan mewah senilai total Rp4,5 miliar.

KPK juga sudah memblokir rekening dengan nilai sekitar Rp76,2 miliar. Diduga rekening itu milik Lukas Enembe dan istrinya yang bernama Yulce Wenda.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KPK: Tersangka Lukas Enembe Tak Perlu Dirujuk ke Singapura

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved