Berita Papua Barat

Pantai Utara Manokwari Diproyeksikan Jadi Pusat Konservasi Penyu

Pasca pemekaran Provinsi Papua Barat Daya, provinsi induk mesti fokus mengembangkan potensi wisata daerahnya

TribunPapuaBarat.com//Kresensia Kurniawati Mala Pasa
PENANGKARAN PENYU - Rona bahagia anggota KDC dan anak-anak Kampung Bremi, Distrik Manokwari Utara, Manokwari, PPapua Barat, saat pelepasliaran 300-an tukik sebagai peringatan Hari Laut Sedunia, Kamis (8/6/2023). 

Setahun berikut, menyusul Fredik Mandacan membangun Penangkaran Penyu Darouw (penyu dalam bahasa Meyah) di Kampung Bremi, Distrik Manokwari Utara.

Abner Mandacan, menjadi yang terakhir bergabung dengan Otobaja Tarami memulai penangkaran penyu di daerah Muara Prafi.

"Masyarakat yang punya panggilan jiwa untuk menetaskan telur penyu ini, bisa dijadikan ladang pendapatan juga," ungkap Enos Menai.

Kendati begitu, menurut dia, perlu ada spesifikasi penangkaran penyu sesuai perannya masing-masing.

Sehingga, uang tak melulu terpusat di satu atau dua orang yang melakukan penangkaran. Tapi, turut mengerek pendapatan warga sekitar.

Mulai dari masyarakat yang berperan sebagai pengumpul telur penyu, menangkarkan hingga telur menetas, dan merawat hingga tukik siap dilepasliarkan ke alam.

Bahkan, masyarakat yang menjadi pemandu ekowisata penangkaran penyu di pesisir Pantai Utara Manokwari pun kecipratan untung.

Enos Menai meyakini, rantai ekonomi seperti itu menjawab solusi pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan prevalensi stunting bagi masyarakat prasejahtera.

"Daripada masyarakat bakar lahan untuk berkebun. Penangkaran penyu bisa jadi solusi, dan ini butuh perhatian pemerintah dengan DKP jadi penanggung jawab," tandas Enos Menai.

(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved