TribunPapuaBarat Tong Satu Tong Bisa
Berikut Data Prevalensi Stunting di Papua Barat Periode 2020 Hingga 2022
Philmona Maria Yarollo, mengatakan angka prevalensi stunting di Papua Barat setiap tahunnya meningkat
Penulis: R Julaini | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Papua Barat, Philmona Maria Yarollo, mengatakan angka prevalensi stunting di Papua Barat setiap tahunnya meningkat.
Pada 2020, prevalensi stunting Papua Barat berada di angka 24,7 persen.
Sementara pada 2021 angka itu naik menjadi 26 persen.
Sedangkan pada 2022 lalu, angka itu kembali naik menjadi 30 persen.
"Terjadi kenaikan sekitar 3,8 persen selama setahun dari 2021-2022," katanya dalam talk show HUT ke-1 Tribunpapuabarat.com di Manokwari City Mall, Jumat (30/6/2023).
Lanjut dia, dari tujuh kabupaten di Papua Barat, empat diantaranya mengalami kenaikan angka stunting.
Tertinggi, kenaikan terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak. Angkanya mencapai 51,5 persen di Tahun 2022.
Selanjutnya, ada Kabupaten Manokwari yang pada 2021 mencapai angka 26,9 persen naik menjadi 36,6 persen di Tahun 2022.
Di Kabupaten Fak-Fak, kenaikannya mencapai 3 persen dari 26 persen di Tahun 2021 menjadi 29 persen di Tahun 2022.
Sementara di Kabupaten Kaimana, angka prevalensi stunting berada di angka 29,9 persen pada Tahun 2022 dari 28,5 persen di Tahun 2021.
"Tiga kabupaten di Papua Barat mengalami penurunan angka prevalensi stunting," ujarnya.
Dimana Kabupaten Teluk Wondama mengalami penurunan 4,9 persen. Dimana Tahun 2021 angka stunting di daerah itu 31 persen turun menjadi 26,1 persen di Tahun 2022.
Di Teluk Bintuni, pada 2021 angka prevalensi stunting 27, 5 persen turun menjadi 22,8 persen atau turun sekitar 4,7 persen.
Terakhir, ada Kabupaten Manokwari Selatan yang pada 2021 angka prevalensi stunting berada di 28,5 persen turun 1,4 persen menjadi 27,1 persen di Tahun 2022.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.