Berita Manokwari

Manokwari Menaruh Harapan pada Kopi Mokwam

Melalui peningkatan daya beli wisatawan terhadap kopi Mokwam, otomatis berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani kopi.

TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
RPH MANOKWARI – Kepala Distanpangan Manokwari, Kukuh Saptoyudo, saat diwawancarai di Manokawari, Senin (23/10/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Dalam rancangan Pemerintah Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, kopi yang berasal dari Distrik Mokwam akan menjadi oleh-oleh khas.

Lantaran, cita rasa adiluhung yang didapat dari jenis kopi arabika yang ditanam di ketinggian Distrik Mokwam dengan kemiringan di atas 20 derajat.

Melalui peningkatan daya beli wisatawan terhadap kopi Mokwam, otomatis berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani kopi.

Baca juga: Pemprov Papua Barat Serahkan 7 Ribu Bibit Kopi ke Petani Milenial, Aser Rouw: Semoga Bisa Diekspor

Baca juga: Terpikat Rasa Kopi Anggi, Harvick Hasnul Qolbi Dorong Peningkatan Produktivitas dan Kualitas

Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Manokwari, Kukuh Saptoyudo mengatakan, pengembangan perkebunan kopi di Mokwam masih dilanjutkan pada tahun ini.

Hal tersebut sesuai dengan arahan Bupati Manokwari Hermus Indou, untuk memadukan program antar dinas guna menjadikan Mokwam sebagai destinasi wisata unggulan Manokwari.

"Sektor utamanya pariwisata, dinas lain masuk untuk mendukung program tersebut. Sesuai program pembangunan tematik untuk meningkatkan wisata di Mokwam," ungkap Kukuh Saptoyudo saat diwawancarai wartawan di Manokwari, Jumat (23/2/2024).

Ia mengaku, intervensi Pemda Manokwari melalui pemberian bantuan benih kopi arabika berkualitas untuk pengembangan kopi di Distrik Mokwam telah dimulai pada 2019.

Pada 2023, Dinas Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Manokwari, memberikan bantuan bibit untuk 30 hektare kebun kopi.

Sementara pada tahun ini, ucapnya, pihaknya belum bisa memastikan berapa bibit kopi untuk membantu masyarakat di Mokwam karena DPA belum turun.

“Bibit yang ditanam tahun 2019 sudah berbuah dan menurut asosiasi pecinta kopi di Manokwari, kualitasnya numero uno, atau nomor satu. Ini yang akan terus kita kembangkan di sana,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kopi arabika yang dikembangkan petani di Mokwam memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat karena petani mampu menjual kopi hingga Rp70 ribu per kg.

Kendati begitu, ia mengaku, pengembangan kopi di Mokwam bukan untuk sentra produksi, melainkan sebatas untuk mendukung wisata.

Pasalnya, Kampung Kwau di Distrik Mokwam telah masyhur dengan wisata pengamatan burung (birdwatching) Cendrawasih Penari atau Parotia sefilata. Burung yang mampu menari ala “tipy-toe” untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

Aktivitas wisata pengamatan burung sangat diminati wisatawan luar negeri.

Bahkan, Kampung Kwau tahun 2023 meraih dua penghargaan pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yakni rekor MURI sebagai desa wisata pertama yang memiliki habitat Burung Penari dan juara III kategori Desa Wisata Berkembang.

Selain menunjang wisata, kata dia, tumbuhan kopi juga cocok dikembangkan di Mokwam karena kemiringan lahan di Mokwam membuat lapisan tanah yang tipis.

Sehingga, tanaman kopi ini dari segi konservasi juga sangat bagus, karena bertahan hingga puluhan tahun untuk menahan tanah dan tidak mudah longsor.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved