Berita Kaimana

Peneliti Temukan Kehidupan Paus Pembunuh di Kawasan Bagan Apung di Kaimana 

"Mereka sering terlihat memakan ikan teri yang berada di luar jaring bagan pada pagi hari. Sementara itu, spesies lain terlihat lebih jarang,"

Penulis: Arfat Jempot | Editor: Libertus Manik Allo
Dok Koneservasi Indonesia
Paus Pembunuh terlihat muncul di perairan Kaimana, Papua Barat 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, KAIMANA - Pemahaman tentang ekologi cetacea (mamalia laut) sangat penting untuk upaya konservasi dan pengelolaan. 

Pada 2018, wilayah Kaimana diidentifikasi sebagai Important Marine Mammal Area (IMMA) atau habitat penting mamalia laut.

Pasalnya populasi lumba-lumba dan paus yang sering terlihat mencari makan di sana.

Baca juga: TAKJUB, Hiu Paus Muda Sepanjang 3 Meter Terdeteksi Melintasi Perairan Pulau Samai Fakfak

Baca juga: USAID Kolektif-KKP Gelar FGD Rencana Aksi Nasional Konservasi Hiu Paus di Kaimana

Termasuk di antaranya lumba-lumba bungkuk Australia (Sousa sahulensis), lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus), lumba-lumba pemintal (Stenella longirostris) dan paus Bryde (Balaenoptera edeni). 

Namun, hingga kini informasi ilmiah tentang ekologi cetacea di wilayah ini terbilang masih minim.

Dalam jurnal terkini yang baru saja diluncurkan pada Jumat (10/1/2025), sembilan peneliti yang tergabung dalam kelompok penelitian yang dipimpin oleh Konservasi Indonesia dan Conservation International, mengumumkan temuan terbaru yaitu kemunculan paus pembunuh (Orcinus orca) serta keterikatan antara kelompok cetacea dengan bagan apung. 

Melalui penelitian yang dilakukan selama periode Mei 2021 hingga Maret 2023, terpantau interaksi cetacea dengan perikanan bagan (lift net) di Kaimana
Penelitian ini mencatat keberadaan, jumlah dan pola makan cetacea. 

“Kami mengidentifikasi adanya lima spesies cetacea di wilayah perairan Kaimana, termasuk penemuan baru adanya paus pembunuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik memiliki keterkaitan kuat dengan perikanan bagan," kata Focal Species Conservation Program Konservasi Indonesia, Iqbal Herwata dalam keterangan tertulis yang diterima TribunPapuabarat.com, Kamis (16/1/2025).

 

"Mereka sering terlihat memakan ikan teri yang berada di luar jaring bagan pada pagi hari. Sementara itu, spesies lain terlihat lebih jarang," tambahnya.

Dikatakan Iqbal Herwata, hal ini dapat disebabkan oleh preferensi kuat spesies tersebut, terhadap habitat pesisir, yang beririsan dengan area operasi perikanan bagan di Kaimana

Selain itu kata Iqbal, lumba-lumba bungkuk Australia, paus Bryde, dan lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik tercatat hadir sepanjang tahun, yang menunjukkan bahwa mereka adalah penghuni tetap di wilayah ini. 

Dari lima spesies tersebut, Iqbal melanjutkan, paus pembunuh merupakan catatan baru yang sebelumnya tidak dilaporkan keberadaannya di wilayah Kaimana IMMA. 

Di perairan tropis seperti Indonesia, keberadaan paus pembunuh terbilang rendah, dan mungkin hanya 0-10 individu per 100 km persegi.

Hal itu disebabkan karena terbatasnya peluang mencari makan dan ancaman dari aktivitas manusia. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved