Berita Fakfak

Sikapi Program Pendidikan Gratis di Fakfak, UMKM Penyedia Pakaian Sekolah Lakukan Penyesuaian

"Kami sangat mengapresiasi langkah baik dari Pemerintah Daerah dalam hal ini Bapak Bupati Samaun Dahlan untuk menggratiskan seragam sekolah,"

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
istimewa
Ilustrasi anak sekolah 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Menyikapi Program Unggulan Bupati Fakfak, Samaun Dahlan yakni Pendidikan Gratis, para pelaku UMKM penyedia jasa seragam sekolah di Kabupaten Fakfak Papua Barat mulai melakukan penyesuaian. 

Itu disampaikan salah satu pelaku jasa penyedia seragam sekolah dan perlengkapan lainnya, Tatang kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak Papua Barat, Kamis (26/6/2025). 

"Kami sangat mengapresiasi langkah baik dari Pemerintah Daerah dalam hal ini Bapak Bupati Samaun Dahlan untuk menggratiskan seragam sekolah dan perlengkapan lainnya," ucapnya. 

Baca juga: Soroti Pendidikan Gratis di Papua Barat, Lamek Dowansiba: Jangan Hanya Jadi Slogan Pencitraan Pemda

Baca juga: Pemkab Fakfak Gelontorkan Rp 10 Miliar untuk Seragam Sekolah Gratis

Sebagai kelompok yang terdampak langsung dari kebijakan ini, pihaknya tak menggerutu dan langsung melakukan penyesuaian. 

"Sebagai UMKM kecil, kami tentunya hanya sebagai mitra dari beberapa sekolah terkait permintaan kebutuhan seragam sekolah para murid baru," katanya.

Namun merujuk pada program pendidikan gratis di Kabupaten Fakfak, maka pihaknya akan memulai merubah pola yakni ke depan lebih menyasar anak murid di kelas atas. 

"Kebutuhan pakaian sekolah kan tidak hanya untuk yang murid baru saja, tetapi misalnya ada yang sudah bersekolah namun pakaiannya sudah rusak atau kekecilan maka kami tetap menyediakan untuk mereka," jelasnya. 

Tatang menyebutkan ia telah menjadi penyedia jasa seragam sekolah untuk beberapa sekolah di Fakfak sebelum adanya program pendidikan gratis.

 

"Ini program kan baru sehingga pasti butuh penyesuaian, kami pun begitu untuk tahun ajaran baru kali ini kan memang ada yang pesan namun apa boleh dibuat harus dikembalikan ke kami," katanya.

Namun begitu, pihaknya tak mempermasalahkan kerugian finansial namun sebagai pebisnis lebih memikirkan penyesuaian ke depannya. 

"Kami kembalikan lagi kepada kewenangan sekolah masing-masing, apakah dijual kepada siswa kelas atas atau siswa lama, itupun kalau memang ada yang membutuhkan seragam baru," katanya. 

Dalam kesempatan itu, meski tak merinci berapa banyak total produksi seragam sekolah yang sudah terlanjur dilakukan, namun Tatang mengatakan pemesanan telah dilakukan sejak Maret 2025 lalu. 

"Kami memang hanya pedagang sehingga tidak kepikiran dengan program tersebut, maka kami tinggal hanya siapkan karena pihak sekolah sudah komit dengan kami sebagai penyedia pakaian," katanya. 

Ia menyebutkan, memang dengan sekolah tidak mengambil keuntungan yang terlalu besar karena disadarinya ini kebutuhan semua orangtua yang memiliki anak baru mau menempuh pendidikan. 

"Kami juga sangat mendukung program pendidikan gratis karena membantu masyarakat kecil, sehingga kami sebagai pebisnis yang justru harus menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah, mungkin untuk anak SD nanti saya buat untuk ukuran kelas 4 dan yang masih membutuhkan maka tetap membeli ke kami," katanya. 

Terakhir, Tatang berharap agar sebagai usaha kecil menengah bisa juga turut diperhatikan keberlangsungan dan didukung pula. 

"Karena memang momen ajaran baru adalah yang kami tunggu-tunggu, tetapi pastinya yah kami akan melakukan penyesuaian, bisa saja berjualan di pasar atau ada langkah-langkah lain yang bisa kami lakukan," tutupnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved