Berita Manokwari

Konservasi Mangrove untuk Ekowisata di Kampung Saubeba

Semuel juga mendorong agar pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya agar turut serta mendukung program konservasi lingkungan

TribunPapuaBarat.com//Matius
foto bersama usai pemaparan materi oleh Salah satu aktivis lingkungan sekaligus akademisi, Semuel S. Erari di Kampung Saubeba, Manokwari Utara, Papua Barat, Senin (14/7/2025). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Salah satu aktivis lingkungan sekaligus akademisi, Semuel S. Erari, menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pesisir, khususnya ekosistem mangrove, sebagai warisan alam yang bernilai tinggi. 

Hal ini, Ia sampaikan dalam kegiatan penanaman 1.000 bibit mangrove yang diselenggarakan oleh Eco Defender Manokwari bekerja sama dengan PLN UP3 Manokwari, di Kampung Saubeba, Distrik Manokwari Utara, belum lama ini.

Dalam kegiatan tersebut, Semuel yang juga merupakan dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Papua (Unipa), memberikan materi edukasi kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya konservasi mangrove sebagai bentuk perlindungan keanekaragaman hayati sekaligus upaya pengembangan destinasi ekowisata berbasis lingkungan.

Baca juga: Yayasan Kaleka Fokus Pengakuan Hak Masyarakat Hukum Adat, Perlindungan Tutupan Hutan dan Konservasi

Baca juga: Konservasi Sumber Daya Rotan di Papua: Peluang Besar Bagi Masyarakat Adat

“Konservasi mangrove dan perannya dalam pengembangan ekowisata masyarakat pesisir Kampung Saubeba ini sangat penting dalam pengembangan daerah,” ujar Semuel saat diwawancarai di Amban, Manokwari, Papua Barat, Senin (14/7/2025).

Menurutnya, kegiatan penanaman mangrove di Teluk Bakau Saubeba merupakan langkah strategis dalam menyelamatkan keanekaragaman hayati dari ancaman kepunahan. 

Ekosistem mangrove dinilai sebagai kawasan yang unik dan krusial karena berada di wilayah transisi antara laut dan daratan, dengan kondisi tanah berlumpur berpasir, miskin oksigen, serta dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

“Lingkungan ekstrem seperti ini membuat tumbuhan lain sulit bertahan. Namun, tumbuhan mangrove memiliki adaptasi yang luar biasa untuk hidup dan berkembang di sana,” jelasnya.

Dalam sesi penyuluhan, Semuel memaparkan sejumlah materi penting kepada warga pesisir, antara lain Pengertian dan ciri-ciri hutan mangrove, Fungsi mangrove secara fisik, biologis, dan ekonomi, Jenis-jenis mangrove serta habitat pertumbuhannya, Hasil dan produksi dari hutan mangrove.

 

Selain itu, Samuel juga memberikan materi tentang teknik dan metode penanaman mangrove yang tepat, Konservasi satwa liar di kawasan mangrove serta Konsep dan prinsip pengembangan ekowisata pesisir.

Ia juga menekankan bahwa kawasan mangrove memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar tanpa merusak alam.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat pesisir terhadap pentingnya menjaga lingkungan, serta menjadi awal dari pengembangan wisata ekologis berbasis komunitas di Kampung Saubeba.

Semuel juga mendorong agar pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya agar turut serta mendukung program konservasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, khususnya di wilayah pesisir.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved