TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Pasca terjadinya bencana angin puting beliung di Kampung Kotam Distrik Fakfak Timur Tengah, BMKG Torea Fakfak mengeluarkan hasil analisisnya terkait fenomena tersebut.
Ada 4 analisis global yang dipakai BMKG Torea Fakfak sebagai indikator yakni South Oscilation Index (SOI), Indeks Nino 3,4, Madden Julian Oscilation (MJO) dan labilitas udara.
"Kemudian kami juga memakai 2 indikator atmosfer wilayah Papua Barat sebagai analisis regional," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Torea Fakfak, Ricky Roger Holle kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak, Minggu (7/1/2024).
Baca juga: Waspada Pohon Tumbang, Hujan Disertai Angin Kencang Melanda Fakfak
Baca juga: BREAKING NEWS: Rumah Warga di Kampung Kotam Rusak Dihantam Angin Puting Beliung
Ricky mengatakan, dua indikator dinamika atmosfer wilayah Papua Barat tersebut terdiri dari sea surface temperature (sst) dan pola angin (streamline).
Dari analisis suhu dan anomali muka laut, dikatakan Ricky pada 5 Januari 2024, BMKG Torea Fakfak mendapatkan hasil bahwasanya wilayah perairan laut Fakfak memiliki suhu muka laut cukup tinggi.
"Sehingga ini mendorong pembentukan massa uap air di wilayah tersebut," jelasnya.
Lalu untuk pola angin, sesuai peta analisis angin gradient 6 Januari 2024 di Papua Barat termasuk Fakfak umumnya bertiup dari arah barat laut dengan kecepatan rata-rata 07 sampai 10 kts.
Lanjut Ricky, memang terdapat pola konvergen kuat atau pertemuan massa udara di wilayah perairan laut Fakfak hingga utara laut Fakfak.
"Pertemuan massa udara ini yang mendorong terjadinya peningkatan massa udara signifikan di wilayah laut Fakfak, hingga terciptanya pertumbuhan awan konvektif atau Cumulonimbus," jelasnya.
Lalu dari sisi kelembaban udara, Ricky mengatakan berdasarkan kelembaban udara di wilayah Fakfak menunjukkan kandungan uap air.
"Berdasarkan hasil analisis citra satelit pada 6 Januari 2024 mulai pukul 20.40 UTC hingga 22.00 UTC, terpantau fase pembentukan awan CB tepat di daerah laut Kampung Kotam, Distrik Fakfak Timur Tengah, Kabupaten Fakfak," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya menyimpulkan sesuai data meteorologi memang telah terjadi angin puting beliung di pesisir Kampung Kotam, Distrik Fakfak Timur Tengah yang disebabkan adanya awan cumulonimbus di daerah itu.
"Fenomena pembentukan awan cumulonimbus terbentuk karena adanya pemanasan terpusat, hingga menyebabkan pusat tekanan udara rendah," katanya.
Di mana, dituturkannya, pusat tekanan udara rendah tersebut mendorong pergerakan angin atau massa udara berkumpul pada daerah tersebut.
(*)