TRIBUNPAPUABARAT.COM - Pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih mencapai 92,32 persen di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Teluk Wondama, Yustinus Rumabur, menyatakan data tersebut per Selasa (16/07/2024) pukul 16.53 WIT.
"Kami memperkirakan coklit sudah mencapai 97-98 persen karena kami belum dapat update untuk 17 dan 18 Juli 2024 dari KPU Provinsi Papua Barat," katanya saat dihubungi Tribun melalui ponselnya, Kamis (18/07/2024) siang.
Menurutnya, petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) sudah mencocokkan data selama dua hari tersebut, tetapi belum disinkronkan dengan data KPU karena masalah jaringan internet.
Baca juga: Elisa Auri-Alex Marani Kantongi Rekomendasi Partai Perindo untuk Pilkada Teluk Wondama 2024
Bahkan, ucapnya, ada juga pen-coklit-an secara manual di beberapa kampung yang jauh dan tidak memiliki jaringan internet.
Ia memisalkan beberapa kampung di Distrik Wamesa. Demikian juga di Pulau Roswar dan Pulau Rumberpon.
Karena itu, ucapnya, petugas pantarlih harus mencari lokasi tertentu untuk memasukkan dan mensinkronkan data.
Ia optimistis coklit data bisa dituntaskan KPU Teluk Wondama sebelum batas akhir pada 24 Juli mendatang.
Ia menyebut jumlah daftar penduduk potensial pemilih (DP4) dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) meningkat dibandingkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Teluk Wondama pada Pemilu 2024.
Baca juga: Berikut Ini Lima Kandidat Bacakada yang Mendaftar di Partai Nasdem Teluk Wondama
"DPT kami saat pemilu ada 26.513, sedangkan DP4 28.860," ujar Yustinus Rumabur.
Menurutnya, KPU Teluk Wondama memperkirakan ada tiga faktor penyebab kenaikan calon pemilih di Pilkada 2024 Teluk Wondama.
Pertama, para pencari kerja dari daerah lain yang memilih tinggal dan membuat KTP di Teluk Wondama.
Kedua, kehadiran anak sekolah pada tahun ajaran baru dan tinggal Teluk Wondama.
Mereka juga kemungkinan berasal dari daerah lain dan sebagian sudah masuk usia pemilih.
Ketiga, pemilih pemula. Remaja-remaja asli Teluk Wondama yang baru masuk usia pemilih.
"Itu dugaan kami, belum tahu persis dari Disdukcapil kenapa bertambah (DP4 daripada DPT)," kata Yustinus Rumabur.