Berita Kaimana

DPRPB Monitoring ke Kaimana, Syamsudin Seknun: Talud Runway Bandara Utarom Dihantam Abrasi 62 Meter

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Gabungan Komisi DPRP Papua Barat saat meninjau abrasi talud runway Bandara Utarom Kaimana, Sabtu (15/3/2025).

TRIBUNPAPUABARAT.COM, KAIMANA - Koordinator tim gabungan komisi Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua Barat, Syamsudin Seknun mengatakan talud penahanan runway Bandara Utarom Kaimana rusak terkena abrasi sepanjang kurang lebih 62 meter. 

Dirinya dan tim gabungan komisi Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Barat (DPRP PB) sudah meninjau talud yang terkena abrasi tersebut, 

disela-sela melaksanakan pengawasan program kegiatan APBD tahun 2024 di Kabupaten Kaimana, Sabtu (15/3/2025).

Baca juga: Rute Penerbangan Perintis di Bandara Utarom Kaimana Resmi Bertambah, Berikut Tarif dan Jadwalnya

Baca juga: DPRPB Monitoring ke Teluk Bintuni, Minta Pemprov Rampungkan Pembangunan Pasar Rakyat Manimeri

Politisi Nasdem ini mengatakan pihaknya akan melakukan pengawasan program APBD Papua Barat Tahun 2024 di Kaimana selama tiga hari. 

Selain Syamsudin Seknun (NasDem) tim yang tergabung dalam pengawasan APBD Papua Barat Tahun 2024 di Kaimana diantaranya, Rudi Sirua (PAN), Irsan Lie (PDIP), Philip Heindrick (Golkar), Rita Teurupun (NasDem) dan Jamiah Qomaria (Demokrat) juga ikut mengunjungi Bandar udara Utoram Kaimana.

Lelaki yang juga Wakil Ketua II DPR Papua Barat ini mengatakan, Bandara Utarom Kaimana sebagai fasilitas transportasi udara dari ibukota Provinsi ke Kabupaten Kaimana dan ke daerah lain. 

Dijelaskan Syamsudin bahwa terjadi abrasi sepanjang 62 meter talut ujung bandara Utarom, ketika pada saat air pasang naik hingga ke runway bandara, hal ini sangat membahayakan aktivitas penerbangan.

"Kita berharap pemerintah provinsi dan Dinas Perhubungan sebagai OPD teknis untuk minta sama-sama menyikapi hal ini karena kebutuhan untuk menjawab daerah-daerah terisolir," jelasnya saat ditemui di Kaimana Beach Hotel (KBH) Sabtu, (15/3/2025). 

Mantan Wakil Ketua Bapemperda DPR Papua Barat itu menyebutkan, ada transportasi laut tapi untuk aktivitas yang membutuhkan waktu cepat maka aksesnya hanya melalui bendara.

Pemerintah Provinsi Papua Barat diminta mengambil langkah cepat dengan melakukan intervensi terhadap kondisi runway bandara Utarom sehingga tidak mengganggu transportasi udara.

Terpisah Kepala unit penyelenggara bandara Utarom (UPBU) Kaimana, Juprianto Pali, mengatakan jika talud dan pagar bandara tersebut, yang berbatasan langsung dengan pantai sepanjang 62 meter sudah roboh akibat hantaman ombak atau abrasi pada setiap musim angin timur.

"Tergerus kedalam 15 meter, jadi abrasi ini masuk ke sisi solder runway 01 bandara Utarom," jelas Juprianto di kawasan Bandara Utarom Kaimana.

Dia kemudian menegaskan jika permasalahan yang terjadi bukan hal sepele, dan membutuhka anggaran yang besar sehingga dibutuhkan perhatian pemerintah provinsi Papua Barat.

"Kami mohon dukungan dan perhatian khusus dari pemerintah daerah Kabupaten Kaimana dan Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk menyelesaikan persoalan di Bandara Utarom Kaimana supaya tidak melebar lagi," pungkasnya.

(*)