Jadi Dokter Berkat Beasiswa, Putri Papua Ini Janji Akan Mengabdi di Papua
Pengalaman pribadi memotivasi Thalia Thomas Karupukaro untuk menjadi dokter. Putri Papua itu melihat keterbatasan layanan kesehatan di Papua
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Putri Papua, Aprilda Yulifa Thalia Thomas Karupukaro, resmi menyandang gelar dokter.
Ia bersama 22 orang lain mengikuti prosesi pengambilan sumpah dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (4/11/2025).
Selama ini, Thalia Thomas Karupukaro merupakan penerima beasiswa dari PT Freeport Indonesia melalui Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Ia mengakui beasiswa tersebut sangat membantunya untuk menjadi dokter.
"Saya sangat bersyukur mendapatkan beasiswa tersebut. Saya yakin, dalam kesempatan yang besar, asal ada tekad dan semangat, semua akan tercapai," ujarnya.
Ia berjanji, cepat atau lambat, akan pulang untuk mengabdi di tanah kelahiran di Timika, Papua Tengah.
Baca juga: Mulai Utang dan Jual Barang Kos, Mahasiswa Fakfak Desak Disdikpora Percepat Beasiswa 1.000 Mahasiswa
Ingin Jadi Solusi
Pengalaman pribadi memotivasi Thalia Thomas Karupukaro untuk menjadi dokter.
Semasa di tanah kelahirannya, putri Papua itu melihat keterbatasan layanan kesehatan.
"Pemerataan distribusi kesehatan itu kurang. Saya ingin hadir menjadi solusi untuk mereka semua," katanya.
Ibu Thalia, Nurihfa Karupukaro, berterima kasih ke PT Freeport yang memberi beasiswa untuk putrinya.
"Beasiswanya full, dari biaya hidup dan biaya pendidikan," katanya.
Pesan untuk Dokter Baru
Rektor Unika Atma Jaya, Prof Yuda Turana, berpesan kepada para dokter baru agar selalu menjunjung nilai kemanusiaan.
Menurutnya, dokter harus mampu melihat Tuhan dalam diri pasien.
Sebaliknya, para dokter harus memberikan pelayanan terbaik sehingga pasien pun melihat Tuhan dalam diri dokter.
Baca juga: Pegunungan Arfak Terima 14 Tenaga Kesehatan dari Kemenkes, Ada 1 Dokter
Dekan FKIK Unika Atma Jaya, dr Felicia Kurniawan, mengatakan hal serupa.
Kemajuan teknologi kedokteran, termasuk kecerdasan buatan (AI), menjadi tantangan tersendiri bagi para dokter.
Ia mengatakan AI mampu melakukan banyak hal dengan akurasi tinggi dan kecepatan luar biasa.
Di tengah arus digitalisasi, ucapnya, dokter harus tetap relevan, berkolaborasi dengan bijak: tetap membawa nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan etika.
"Ada satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh mesin, yaitu menyentuh hati manusia," kata Felicia.
Thalia Thomas Karupukaro
putri Papua
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro
PT Freeport Indonesia
Papua Tengah
layanan kesehatan
| Daftar Harga BBM Pertamina per November 2025 di Papua Barat hingga Papua Pegunungan |
|
|---|
| Jusak Elkana Ayomi Pindah ke Nabire, Begini Kesan Staf Kejari Teluk Bintuni |
|
|---|
| Warga Kaimana Turut Jadi Korban Serangan KKB di Nabire Papua Tengah |
|
|---|
| KRONOLOGI KKB Tembaki Warga dan Rombongan Kapolda Papua Tengah, 1 Tewas dan 4 Luka-luka |
|
|---|
| Kronologi KKB Tewaskan Pekerja Proyek di Intan Jaya, Ditembak saat Mengukur Jalan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Putri-Papua-Aprilda-Yulifa-Thalia-Thomas-Karupukaro-menjadi-dokter.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.