Admin Twitter KAI Commuter Line Seenaknya Balas Laporan soal Pelecehan Seksual, Begini Nasibnya Kini
Admin Twitter KAI Commuter dinilai tak sopan ketika mejawab keluhan seorang pengguna KRL yang mengalami pelecehan seksual.
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Warganet Twitter sempat ramai mengkritik sikap dari admin akun Twitter resmi KAI Commuter, @commuterline yang dianggap tidak sopan dalam menanggapi laporan terkait kasus pelecehan seksual.
Alih-alih menjawab secara sopan dan tenang sepeti selazimnya akun pelayanan publik, admin akun KAI Commuter justru mencecar balik akun pelapor yang mempertanyakan mengapa tidak korban langsung yang melapor dan menanyakan hal lain kepada akun tersebut.
Kala laporan diadukan oleh rekan korban melalui akun Twitter @ZhaRaLa dan @twinklettlestar.

Korban sendiri yakni S menilai jawaban admin itu tidak wajar.
Hal tersebut disampaikan oleh S saat hadir dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Minggu (6/6/2021).
"Balasannya cukup kurang pantas ya sebagai admin, tapi sudah diklarifikasi, dan sudah dihapus tweetnya, kemudian diganti yang lebih baik," kata dia.
Kemudian S juga menyarankan agar pihak KRL memasang sejumlah kamera pengintai atau CCTV guna mengawasi keamanan kereta.
Pada acara yang sama hadir juga Anne Purba selaku Corporate Secretary Vice Presiden PT. KAI Commuter.
Anne menyatakan sudah bertemu langsung dengan S pasca insiden tersebut.
Ia juga kembali menyampaikan permohonan maafnya atas sikap admin Twitter @commuterline yang memberikan jawaban tidak sopan.
Berdasarkan penjelasan Anne, admin yang bersikap tak sopan itu sudah tidak lagi menjadi admin dari akun Twitter @commuterline.
"Sementara kita kembalikan kepada mitra kerja kita," kata Anne.
Tak hanya terkait insiden di Twitter, Anne juga meminta maaf atas seluruh kekurangan pelayanan yang dialami oleh S ketika mengadukan kasus pelecehan seksual.
"Kemudian kami juga mohon maaf kalau di Jatinegara kemarin ada kekurangan dalam pelayanan penanganan kasus," ujar Anne.
Anne menyatakan pihaknya siap mendampingi S di jalur hukum dan memberikan pendampingan psikologis atau konseling.