3 Fakta soal Virus Corona Varian Delta, Punya Gejala Infeksi yang Berbeda

Berikut fakta-fakta terkait Covid-19 varian delta dan seberapa menularnya virus ini dibandingkan yang sebelumnya.

Editor: Astini Mega Sari
news.pindula.co.zw
Ilustrasi Covid-19 - Berikut fakta-fakta terkait Covid-19 varian delta dan seberapa menularnya virus ini dibandingkan yang sebelumnya. 

Data yang dikumpulkan oleh para ilmuwan Inggris menunjukkan bahwa gejala utama infeksi varian delta berbeda dibandingkan dengan yang dialami saat terinfeksi varian sebelumnya.

Menurut data dari ZOE Covid Symptom Study, ditemukan bahwa gejala utama infeksi varian delta adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.

Sementara informasi resmi tentang gejala Covid-19, termasuk dari National Health Service (NHS), mencantumkan demam, batuk terus menerus, dan kehilangan penciuman atau rasa sebagai gejala utama dari infeksi Covid-19.

Salah satu pendiri ZOE, Tim Spector mengingatkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 kini bertindak secara berbeda dan bisa membuat kita mengabaikan gejalanya.

"Mungkin ini hanya terasa seperti pilek atau tidak enak badan, namun sebaiknya tetaplah berada di rumah dan lakukan tes jika mulai muncul gejalanya," sarannya.

Baca juga: Bikin Tak Efektif Cegah Covid-19, Simak 9 Kesalahan Penggunaan Masker yang Sering Dilakukan

3. Risiko yang Ditimbulkan

Sebuah studi dari Imperial College London menunjukkan bahwa varian delta dapat secara signifikan meningkatkan risiko rawat inap akibat Covid-19 yang lebih parah.

Komisaris Administrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Dr Scott Gottliebjuga mengingatkan bahwa AS mungkin mengalami wabah Covid-19 lebih lanjut akibat varian yang sangat menular ini.

"Saya pikir di bagian negara dengan tingkat vaksinasi rendah akan menimbulkan wabah dengan varian baru ini," katanya.

Dia pun mendorong orang-orang agar segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 penuh untuk bertahan dengan baik dari varian baru yang muncul.

Vaksin yang saat ini ada diyakini masih bisa melawan varian baru tersebut.

Untuk di AS sendiri, misalnya, vaksin mRNA (Pfizer-BioNTech dan Moderna) memiliki efektivitas sekitar 88 persen. Sementaara Johnson & Johnson dan AstraZeneca disebut memiliki efektivitas 60 persen dalam melawan varian baru.

"Jadi, vaksin sangat diperlukan untuk mengendalikan pandemi ini," imbuh dia. (*)

Berita lainnya terkait Covid-19

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 3 Fakta yang Perlu Diketahui dari Covid-19 Varian Delta

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved