Viral Foto Spanduk Protes Bau Busuk dari Pabrik Pupuk di Nganjuk, Warga: Sudah Bertahun-tahun

Unggahan foto yang memperlihatkan spanduk bertebaran di kawasan permukiman padat penduduk di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, viral di media sosial.

Editor: Astini Mega Sari
(KOMPAS.COM/USMAN HADI)
Tangkapan layar postingan @Nasrul Muhd Fauzan yang viral di media sosial facebook 

TRIBUNPAPUABARAT.COM – Unggahan foto yang memperlihatkan spanduk bertebaran di kawasan permukiman padat penduduk di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, viral di media sosial.

Dalam unggahan tersebut terlihat tulisan 'Kami Rindu Udara Segar' dan 'Anda Masuk Kawasan Bau Busuk Kawasan Pabrik' di spanduk yang terpasang.

Bau busuk diduga berasal dari perusahaan produsen pupuk organik yang lokasinya berada di kawasan tersebut, yakni di Desa Tanjungkalang, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk.

Foto tersebut diunggah salah satunya oleh akun Facebook @Nasrul Muhd Fauzan dan viral di media sosial.

Sejak diunggah di grup Facebook yang mayoritas beranggotakan warga Ngronggot pada Minggu (10/10/2021) pukul 08.50 WIB, foto tersebut telah direspons 935 akun, dikomentari 385 kali, dan dibagikan dua kali.

Baca juga: Anak SD Dipukuli Siswa SMP karena Salah Kirim Emoji WhatsApp, Videonya Viral di Medsos

“Enek opo to kiih???! (Ada apa ini?),” tulis @Nasrul Muhd Fauzan dalam unggahannya.

“Pabrik kompos kulon ndalan wilo, Tugu Tanjungkalang ngalor saktik, ambune jos. (Pabrik kompos barat jalan itu lo, Tugu Tanjungkalang ke utara sedikit, baunya jos),” jawab @Sitii di kolom komentar.

“Padahal ket mbiyen ambune, kok lagek enek demo. (Padahal dari dulu baunya, kok baru ada demo),” tanya @Mamanya Bhassca Mandala di kolom komentar.

Pantauan Kompas.com, spanduk itu terpasang di Dusun Templek, Desa Tanjungkalang.

Ada sekitar 10 spanduk kain putih berisi tulisan bernada nada protes yang terpasang di sepanjang jalan dusun.

Baca juga: Viral Ibu-ibu di Manggarai Bersimpuh di Hadapan Para Pejabat, Minta Suami Mereka Dibebaskan

Protes Bau Busuk dan Debu

Salah satu warga Dusun Templek, Abdul Rokhim (42) menjelaskan, spanduk yang bertebaran di sepanjang jalan dusun itu merupakan bentuk protes warga atas bau busuk dan debu dari pabrik pupuk organik.

“Tujuannya itu agar pabrik kompos yang sangat berbau menyengat itu untuk tidak beroperasi di sini. Karena sangat-sangat mengganggu kesehatan warga sini, terutama anak-anak,” kata Rokhim kepada wartawan, Senin (11/10/2021).

Dia mengatakan, bau tersebut sudah tercium selama bertahun-tahun.

“(Bau busuk) sudah ada kurang lebih delapan sampai sepuluh tahun lalu,” sebut Rokhim.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved