Kaleidoskop 2021

Kaleidoskop 2021: Deretan Varian Covid-19 Beserta Gejalanya, Mulai dari Alpha, Delta hingga Omicron

Diketahui, Virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih terus bermutasi dan semakin beragam keluhan gejala yang diakibatkannya.

Editor: Astini Mega Sari
Tribunnew/Jeprima
Sejumlah petugas medis saat akan memeriksa kondisi para pasien positif covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2020). Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada hari Senin mencatat ada penambahan kasus positif sebanyak 4.442 kasus dari total kasus tersebut, total terdapat 502.110 kasus positif Covid-19 diseluruh Indonesia sejak wabah merebak. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Pandemi Covid-19 masih melanda duni termasuk Indonesia.

Diketahui, Virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih terus bermutasi dan semakin beragam keluhan gejala yang diakibatkannya.

Seiring berjalannya waktu, virus SARS-CoV-2 mengalami ribuan kali mutasi, dan beberapa di antaranya memunculkan varian baru yang relatif lebih berbahaya, mengakibatkan gejala-gejala yang semakin sulit dibedakan dengan penyakit-penyakit umum lainnya.

Bahkan ada pula varian baru yang memperparah gejala infeksi Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengelompokkan sejumlah varian baru virus corona menjadi dua kelompok yakni, variant of interest (VoI), dan variant of concern (VoC).

Yang termasuk dalam kategori VoI adalah varian Mu, Eta, Iota, Kappa, dan Lambda.

Sedangkan, varian yang termasuk pada kelompok VoC adalah Delta, Alpha, Beta, Gamma dan yang terbaru adalah Omicron.

Baca juga: Covid-19 Varian Omicron Masuk ke Indonesia, Kemenkes Sebut Bisa Menginfeksi pada Orang Sudah Vaksin

Sementara itu, di Indonesia juga baru saja ditemukan kasus pasien yang mulai terjangkit varian baru Virus Corona yakni, Omicron.

Meski begitu, pemerintah Indonesia terus melakukan penanganan dengan menyediakan berbagai macam vaksin.

Macam-macam vaksin Covid-19 yang mendapat izin penggunaan di Indonesia pun semakin banyak.

Kini ada 10 macam vaksin Covid-19 yang mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA).

Berikut beberapa varian baru Covid-19 yang menjadi konsen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan gejala akibat infeksinya.

1. Varian Alpha

Varian Alpha memiliki kode varian B.1.1.7, di mana kasus pertama kalinya ditemukan di Inggris, September 2020.

Tingkat penularan varian Alfa ini mencapai 43090 persen lebih mudah menular dari virus corona asli sebelumnya.

Infeksi varian Alpha dapat memicu gejala seperti berikut:

  • Demam
  • Batuk dan sakit tenggorokan
  • Kehilangan indera perasa
  • Indera penciuman hilang
  • Sesak napas
  • Sulit berpikir jernih
  • Pusing
  • Malaise
  • Mual
  • Kelelahan dan nyeri otot

Baca juga: Covid-19 Varian Omicron di Indonesia, Begini Cara Pakai Masker yang Benar Menurut Dokter

2. Varian Beta

Varian Beta memiliki kode varian yaitu B.1.351, dengan kasus pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, pada Mei 2020.

Infeksi varian Beta dapat memicu gejala seperti berikut.

  • Demam
  • Indera penciuman hilang
  • Sakit kepala
  • Batuk terus-menerus
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit perut (gejala khusus)

3. Varian Gamma

Varian Gamma memiliki kode varian P.1, dengan kasus pertama kali ditemukan di Brazil, November 2020.

Tingkat keparahan infeksi varian ini diketahui cenderung kebal terhadap pengobatan Covid-19.

Infeksi varian Gamma dapat memicu gejala seperti berikut.

  • Demam
  • Batuk kering
  • Kelelahan ekstrem
  • Hilangnya daya penciuman

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, Kemenkes Siapkan RS hingga Obat Molnupiravir

4. Varian Delta

Varian Delta memiliki kode varian B.1.617.2, dengan kasus pertama kali ditemukan di India, Oktober 2020.

Tingkat penularan varian Delta diketahui, 30-100 persen lebih mudah menular dari varian Alfa, dan tingkat keparahan infeksi memiliki peningkatan risiko pasien mengalami rawat inap hampir dua kali lipat dari varian Alfa.

Dalam situs WebMD, penyedia informasi tentang kesehatan menyebut bahwa gejala varian Delta mirip dengan jenis virus corona asli maupun varian lainnya seperti berikut.

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk terus menerus
  • Flu parah
  • Sakit perut
  • Muntah 
  • Mual
  • Nyeri sendi
  • Gangguan pendengaran
  • Kehilangan indera penciuman
  • Hilang selera makan

5. Varian Lambda

Varian Lambda memiliki kode varian C.37, dan kasus pertama kali ditemukan di Peru, Desember 2020.

Melansir Sciencefocus, gejala varian Lambda sebenarnya tidak jauh berbeda dengan gejala varian corona awal yakni:

  • Demam
  • Batuk terus menerus
  • Kehilangan inderan penciuman
  • Kehilangan indera pengecapan

Baca juga: 3 Fakta soal Virus Corona Varian Delta, Punya Gejala Infeksi yang Berbeda

6. Varian Kappa

Vairan Kappa memiliki kode varian 1.617.2, ditemukan kasus pertamanya di India, Oktober 2020.

Dalam DNAIndia mengatakan, varian Kappa memiliki gejala yang mirip dengan varian Covid-19 lainnya seperti berikut.

  • Flu
  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Pegal-pegal
  • Batuk berkepanjangan
  • Mulut kering
  • Kehilangan indra penciuman dan pengecapan
  • Ruam di sekujur tubuh
  • Pilek
  • Mata merah dan berair

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, seumlah orang yang terinfeksi varian Kappa pada awalnya juga mengalami gejala seperti campak.

"Untuk varian Kappa ini gejalanya sama dengan gejala awal campak, tapi dalam satu sampai dua hari pertama. Bedanya, varian Kappa tidak menunjukkan kelainan kulit seperti campak," ujar Dicky.

7. Varian Eta

Varian Eta memiliki kode varian B.1.525, dengan kasus pertama ditemukan pada Desember 2020 di Inggris Raya atau Nigeria, Afrika Barat.

WHO menggolongkan Eta sebagai variants of interset atau VoI. Di mana gejala-gejala yang diketahui merupakan ciri infeksi virus corona varian Eta yakni sebagai berikut.

  • Suhu tinggi
  • Batuk terus menerus
  • Kehilangan atau perubahan pada indera pengecapan dan penciuman

Baca juga: Sebut Covid-19 Varian Delta Lebih Bahaya, IDI: Mulanya Gejala Ringan tapi Perburukannya Lebih Cepat

8. Varian Iota

Varian Iota memiliki kode varian B.1.526, dengan kasus pertamanya ditemukan di New York pada November 2020.

Para peneliti dalam studi ini berasal dari New York City Department of Health and Mental Hygiene dan Mailman School of Public Health, Columbia University, Amerika Serikat. 

Dalam temuan mereka, varian Iota memiliki kemampuan menular yang jauh lebih tinggi dibandingkan varian SARS-CoV-2 yang beredar sebelumnya.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan yang juga Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Indonesia, Siti Nadia Tarmizi, gejala varian Iota juga sama dengan varian Covid-19 lainnya, tidak ada yang spesifi

9. Varian Mu

Varian Mu memiliki kode varian B.1.621 atau VUI-21JUL-1, ditemukan kasus pertamanya di Kolombia, Januari 2021.

Dalam situs resmi National Health Service (NHS), program layanan kesehatan masyarakat di Inggris Raya menyebut bahwa varian Mu tampaknya memiliki gejala yang sama dengan semua jenis virus corona lainnya yaitu seperti demam, batuk yang terjadi secara terus menerus, kehilangan atau perubahan pada indera pengecapan atau penciuman. 

10. Varian Omicron

Varian baru Omicron memiliki kode kode B.1.1.529, di mana kasus pertamanya ditemukan di Afrika Selatan pada November 2021 ini.

Salah satu dokter Afrika Selatan penemu varian Omicron bernama Angelique Coetzee mengatakan, tujuh pasien Covid-19 varian Omicron di kliniknya memiliki gejala yang berbeda dengan varian Delta.

Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan tersebut menambahkan, pasien Covid-19 varian Omicron mengalami gejala ringan sebagaimana dilansir The Independent, Senin (29/11/2021).

"Sebagian besar dari mereka mengalami gejala yang sangat, sangat ringan dan sejauh ini tidak ada yang menerima pasien darurat. Kami bisa merawat pasien ini secara konservatif di rumah," katanya.

Coetzee, yang juga menjabat di Komite Penasihat Menteri untuk Vaksin, mengatakan bahwa pasiennya tidak ada yang melaporkan anosmia atau kehilangan indra penciuman atau perasa dan tidak ada yang mengalami penurunan kadar oksigen atau sesak napas.

Para peneliti masih terus melakukan penelitian lebih lanjut terhadap varian baru Omicron yang dinilai lebih cepat dalam penularan dibandingkan berbagai varian lainnya.

Akan tetapi, penularan infeksi varian baru Omicron ini disebut lebih cepat 500 persen atau 5 kali lipat dibandingkan dengan virus aslinya, dan 4 kali lipat dibandingkan dengan varian Delta. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 10 Varian Covid-19 Beserta Gejalanya, dari Alpha hingga Omicron

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved