Viral Iklan Penjualan Rumah di Karimunjawa untuk WNA, Warga Lokal: Ngeri Itu, Kami Takut Tersisih
Viral di media sosial kabar pembangunan perumahan untuk Warga Negara Asing (WNA) di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Viral di media sosial kabar pembangunan perumahan untuk Warga Negara Asing (WNA) di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Viralnya kabar tersebut bermula dari thread atau utas akun Twitter Lorraine Riva, @yoyen, yang mengunggah tangkapan layar sebuah iklan berbahasa Inggris dari beranda akun Facebook miliknya.
Akun yang mengiklankan perumahan tersebut yaitu "The Startup Island", dengan penawaran pembelian unit rumah di Pulau Karimunjawa seharga 49.500 Euro atau sekitar Rp 808 juta.
Proyek yang disebut hunian premium dua lantai tipe studio ini memiliki akses langsung dengan pantai, beach club, coworking space, dan fasilitas lainnya.
"Klaimnya dalam 8 bulan udah terjual 170 rumah dari 300 rumah yang dipasarkan. Ntar jadi kampung elub (WNA) disitu dan warga lokal gimana ini?," tulis akun Twitter @yoyen.
Baca juga: Viral Iklan Penjualan Rumah di Karimunjawa yang Diperuntukkan bagi WNA, Dijual Rp 800 Juta
Belakangan diketahui proyek pembangunan yang masih berlangsung tersebut berlokasi di Dusun Telaga, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Jepara.
Bambang Zakaria (54) tokoh masyarakat Desa Kemujan menyebut sejauh ini belum ada upaya sosialisasi mensoal pembangunan proyek fantastis yang beroperasi di pinggir pantai tersebut.
Warga Desa Kemujan yang mayoritas nelayan pun, kata dia, mulai dibayangi keresahan setelah muncul kabar tak sedap pengerjaan proyek tersebut untuk pembangunan perumahan WNA.
Keberadaan permukiman WNA, jelas dia, dikhawatirkan akan menggerus roda perekonomian warga setempat hingga bersinggungan dengan kearifan lokal atau nilai luhur kebudayaan pribumi asli Karimunjawa. Warga lokal serasa bertamu di tanah nenek moyangnya.
"Enggak tahu apa-apa, enggak ada sosialisasi. Tolong sosialisasi mau apa sih? Lho kok di medsos viral mau jual perumahan WNA. Ngeri itu. Jika benar, kami takut, kalau sudah jadi pemukiman kita akan tersisih dan kelak terusir. Sebab disini kompleks, ada beberapa suku Indonesia yang hidup dinamis turun temurun," tegas Zakaria, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kemujan, Dusun Telaga saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/1/2022).
Baca juga: Viral Foto Tarif Parkir Bus Wisata di Yogyakarta Rp 350 Ribu, Dinas Perhubungan Buka Suara
Zakaria menyampaikan, lokasi proyek pembangunan perumahan di Dusun Telaga terhitung cukup strategis dengan menyajikan lansekap keindahan pantai.
Selain itu berlokasi tak jauh dari dermaga dan bandar udara.
Hanya saja, kata Zakaria, konstruksi pagar yang dibangun mengelilingi lahan seluas 3,4 hektar tersebut dinilai kurang etis karena menyentuh bibir pantai.
"Permasalahan lain, pagar sampai menabrak bibir pantai yang dulunya akses jalan antar dusun. Dipagarin seluas lokasi. Menutup akses jalan tolong dikasih ruang. Untuk batas sebelah Utara oke tak masalah, tapi batas Selatan ada tanah warga yang masuk pagar diserobot. Dijanjikan diganti tapi tidak," terang Zakaria.
Proyek pembangunan perumahan di Dusun Telaga, menurut Zakaria, mulai terlihat digarap pada Juli 2021 dengan pekerjaan awal pemerataan tanah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Suasana-proyek-pembangunan-di-lahan-PT-Levels-Hotels-Indonesia.jpg)