Stunting di Papua Barat
Papua Barat Jadi Prioritas Tri Suswati Tito Karnavian Dalam Penanganan Stunting, Begini Alasannya
Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Prioritaskan Penanganan Stunting di Papua Barat
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Tri Suswati Tito Karnavian berupaya mengurangi angka stunting di Provinsi Papua Barat.
"Kali ini kita akan langsung turun sosialisasi ke masyarakat tentang program B2SA dan isi piringku dengan pangan lokal," ujarnya dalam acara pembukaan di gedung PKK dan auditorium Provinsi Papua Barat, Selasa (28/6/2022) sekira pukul 14.00 WIT.
Adapun realisasi dalam mengurangi stunting di Papua Barat direalisasikan dalam asistensi program B2SA. Dan, isi piringku dengan pangan lokal Papua Barat pada 28 hingga 30 Juni 2022.
Baca juga: Sebuah Rumah Warga di Kota Sorong Diduga Dibakar OTK, Polisi Masih Olah TKP
Baca juga: Rumah Adat Papua Barat, Bernama Rumah Adat Kaki Seribu, Ditemui di Pegunungan Arfak
Provinsi Papua Barat menjadi kunjungan dinas pertama TP-PKK pusat pascapendemi sekaligus kunjungan kedua ke Papua.
Tri mengakui Papua Barat menjadi prioritas karena prevalensi stunting yang masih tinggi secara nasional.
Pada 2022, tercatat angka stunting di Papua Barat berada pada angka 26,2 persen dari 13 kabupaten dan kota.Enam di antaranya memiliki prevalensi stunting di atas 30 persen.
Padahal menurut organisasi kesehatan dunia, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20 persen.
Dilansir dari laman Kemenkes RI, stunting masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Masih dari sumber yang sama, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia.
Dan, ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa karena bukan hanya ganggu pertumbuhan fisik anak. Tetapi juga terganggunya perkembangan otak.
Oleh karena itu, stunting bisa mempengaruhi kemampuan dan prestasi anak di sekolah, produkktivitas dan kreativitas pada usia produktif.
"Dalam pembangunan jangka menengah nasional, peningkatan sumber daya manusia masih jadi peringkat pertama," katanya.
Baca juga: Ratusan Tenaga Honorer di Papua Barat akan Diangkat Jadi ASN, 73 Orang Tak Memenuhi Syarat
Baca juga: UMP Papua Barat 2022 Sebesar Rp 3,2 Juta, Berikut Daftar UMP Seluruh Provinsi di Indonesia
Adapun cara meningkatkan sumber daya manusia, lanjut dia, melalui persiapan generasi muda sedini mungkin secara mental dan fisik.
Upaya mencetak generasi muda yang sehat secara fisik dimulai dari menyiapkan makanan yang bergizi.
Dalam agenda asistensi kali ini, Tri dan rombongan akan mengunjungi beberapa dasawisma di Kabupaten Manokwari.
Untuk menyukseskan kegiatan ini, rombongan TP-PKK pusat telah mendapat bantuan perlengkapan dari World Food Programme.
"Saya berharap agar asistensi ini dapat menjadi kegiatan yang berkelanjutan," ungkapnya.
(*)