Pemuda Sanggeng Minta Pemda Manokwari 'Tidak Hanya Janji' Beri Pelatihan Bisnis
Pemuda Sangeng Minta Pemda Manokwari Tidak Hanya Janji untuk Memberi Pelatihan
Penulis: R Julaini | Editor: Jefri Susetio
"Torang ini tinggal di jantung kota. Tong ini sama dengan kompleks lain, nakal itu biasa," ujarnya.
Baca juga: Gelar Apel dengan Seluruh ASN Pemkab Manokwari, Bupati: Banyak Pegawai Pengangguran
Baca juga: Ricky Kambuaya Diyakini Bisa Menambah Kekuatan Tempur Persib di Liga-1, Begini Ulasannya
Sedangkan, Ketua Karang Taruna Papua Barat, Armando Idorway, menambahkan, pengembangan sumber daya anak muda sudah semestinya dilakukan.
Pemuda memiliki peran penting terhadap perkembangan dan pembangunan daerah.
Dia mengapresiasi rencana pembangunan Inkubator Bisnis di Sanggeng.
Ke depannya, ia berharap, generasi muda Papua mendapat kesempatan mengikuti pelatihan secara berjenjang.
Diberitakan sebelumnya, sekira 40 anak muda Sanggeng mengikuti sosialisasi sosialisasi pentingnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Sabtu (9/7/2022).
Kegiatan itu diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Papua Barat, berkolaborasi dengan aktivis perempuan Papua Michelle Kurisi.
Kepala DP3A Papua Barat, Elsina Y. Sesa menjelaskan, roadmap program dimulai sejak Juli hingga September 2022.
Di Manokwari, kawasan Sanggeng menjadi prioritas karena anak muda memiliki potensi.
Melalui program tersebut, mereka dibina menjadi pelaku usaha UMKM.
"Jadi kami bangun satu tempat semacam perusahaan rintisan," ujarnya.
Elsina menerangkan, anak muda Sanggeng mengusulkan enam program.
Antara lain pencucian motor, pangkas rambut, kedai kopi, perbengkelan, dan lainnya.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengubah pola pikir anak muda Sanggeng terhadap peluang bisnis.
Sehingga, pelaksanaan program berjalan maksimal dan memberikan manfaat bagi generasi muda di Sanggeng.
"Kita ubah dulu cara berpikirnya," tutur Elsina.
Ia mengakui bahwa, selama ini banyak program pelatihan yang dijalankan pemerintah bagi anak muda Papua.
Akan tetapi, program itu tidak diikuti dengan pendampingan yang baik.
Dampaknya, anak-anak muda Papua sulit mengaplikasikan ilmu selama pelatihan ke dunia kerja.
"Untuk Manokwari fokus kami di Sanggeng, setelah itu kami turun ke salah satu daerah di Kabupaten Teluk Bintuni," ungkapnya.
(*)