Peneliti Peternakan dan Kesehatan Hewan Sarankan Adanya Fasilitas Peternak dan Penjual Daging Babi
Peneliti Peternakan dan Kesehatan Hewan Sarankan Adanya Fasilitas Peternak dan Penjual Daging Babi
Penulis: Libertus Manik Allo | Editor: Jefri Susetio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Seorang peneliti peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Manokwari, drh. Isti Widayati mengatakan, alur pemotongan babi harus bagus sehingga perlu fasilitasi untuk peternak maupun penjual daging babi.
"Ini sebagai saran saya atas penelitian yang saya lakukan," katanya saat ditemui di Kelurahan Amban, Distrik Manokwari Barat, Selasa (9/8/2022).
Ia menjelaskan tentang penelitiannya berjudul Evaluasi Proses Penyediaan dan Kualitas Fisik Daging Babi di Manokwari mulai dari sebelum pemotongan hingga dijual ke masyarakat.
Baca juga: Mama Muda Ini Terancam 15 Tahun Penjara, Buang Bayi Hasil Hubungan Gelap di Tong Sampah
Baca juga: Kabupaten Manokwari Zona Hijau PMK, Isti Wadayati: Belum Ada Kasus
"Yang mana ditemukan, tempat potong masih dilakukan di dekat kandang. Dan tempat menjual yang belum tersedia," ujarnya.
"Tapi sejauh ini dari penelitian saya dari sebelum dan sesudah pemotongan sampai dijual para peternak ini sudah melakukan upaya untuk sebaik mungkin," tambahnya.
Lebih lanjut, ia bilang belum ada standar teknik memotong daging babi.
"Jadi alur pemotongannya itu antara satu penjagal dengan penjagal lainnya itu berbeda-beda.," tuturnya.
Tak hanya itu, sambung drh Isti Widayati jarak tempat memotong dan menjual jauh.
"Jadi dari sisi higienitas masih perlu ditingkatkan lagi," imbuhnya.
Menurutnya, adanya fasilitas seperti adanya rumah pemotongan babi, tingkat pengawasannya menjadi maskimal.
Sebab, tingkat konsumsi daging babi tinggi dan mengingat adanya penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia.
Baca juga: Soal APBD-P 2022, DPR Papua Barat Layangkan Surat Kedua untuk TAPD, Berikut Penjelasannya
Baca juga: Pertamina Klaim Rute Distribusi BBM ke Papua Barat Sudah Efisien
"Jika kalau tidak ada pengawasan dalam penyediaan daging babi dan komoditas ternak lainnya maka seperti bom waktu untuk kita menunggu adanya kasus/kejadian penyakit zoonosis di Manokwari khususnya," katanya.
Ditambahkannya, pemerintah perlu mengupayakan adanya tempat pemotongan hewan (TPH).
Dapat juga bekerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaannya. Agar masyarakat bisa mendapatkan jaminan terhadap bahan pangan yang mereka konsumsi.
"Kalau di kota-kota besar ada dalam satu komplek rumah pemotongan hewan," ungkapnya.
(*)