Pencabulan Terhadap Anak Tinggi di Manokwari, Peksos Papua Barat: Masih Dijajah oleh Predator
Pekerja Sosial (Peksos) menilai hingga kini, anak-anak di daerah ini Kabupaten Manokwari, Papua Barat, belum merasakan kemerdekaan.
Penulis: Safwan Ashari | Editor: Roifah Dzatu Azmah
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Pekerja Sosial (Peksos) menilai hingga kini, anak-anak di daerah ini Kabupaten Manokwari, Papua Barat, belum merasakan kemerdekaan.
Pasalnya, sering kali menjadi korban bagi para predator anak yang hanya ingin memuaskan nafsunya sesaat.
Hal ini diungkapkan seorang pekerja sosial (peksos) di Papua Barat, Ruth L Worengga.
"Anak-anak di Manokwari hingga saat ini masih dijajah (korban) dan menjadi sasaran pencabulan," ujar Ruth, kepada TribunPapuaBarat.com, melalui sambungan telepon, Jumat (12/8/2022).
Baca juga: Pemkab Manokwari Buat Perda Pencabulan Anak, Praktisi Hukum: Harus Buat Telaah
Harusnya, semua pihak bisa bangkit untuk melawan aksi pencabulan terhadap anak di bawah umur.
"Apalagi saat ini sudah ada Undang-undang (UU) yang dibuat untuk melindungi anak-anak," tuturnya.
"Kepala daerah juga jangan menutup mata, ingat saat ini pencabulan sudah marak terjadi di daerah kita."
"Secada negara kita sebentar mau merdeka ke 77 tahun, namun kondisi anak-anak kami masih terus dijajah oleh para pelaku cabul," jelas Ruth.
Baru-baru ini, Polres Manokwari telah mengumumkan bahwa wilayah ini masuk dalam zona merah kasus pencabulan terhadap anak.
Untuk itu, pihaknya meminta agar pemerintah daerah harus segera memanggil dinas terkait untuk mengambil langkah secepatnya.
"Pemerintah harus membuat regulasi untuk menjamin perlindungan terhadap anak di Manokwari," imbuhnya.
Baca juga: Masuk Zona Merah Kasus Pencabulan Anak, Bupati Manokwari: Kita Segera Buat Perda
Ia meminta kepada pemerintah daerah, jika membuat peraturan harus memberikan hukuman yang setimpal kepada si predator anak di Manokwari.
Selain itu, pihaknya meminta agar harus ada rumah layak anak untuk menampung korban pencabulan.
"Kita selama ini ketika ada kasus pencabulan anak di bawah umur, kami bingung mau bawah ke mana," pungkasnya.
Ruth berharap, pemerintah dan semua pihak harus bisa bersinergi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan pencabulan terhadap anak.
(TribunPapuaBarat.com, Safwan Ashari)