Kisah Inspiratif Onald, Alumnus Unipa asal Biak Jalani Profesi Guru sekaligus Barber

Onald alumnus Jurusan Antropologi Universitas Papua (Unipa) yang lulus pada 2020 lalu ini kini menjalani dua pekerjaan sekaligus.

Penulis: redaksi | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM/INFAK MAYOR
BARBER - Ronald Wihelmus Rumsaro, pemuda asal Biak Numfor yang menjalankan profesi guru sejarah sekaligus barber saat bekerja di barbershop miliknya, di Jl Bandung, Borarsi, Manokwari, Rabu (31/08/2022). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Semangat pantang menyerah, kerja keras, dan mau belajar ditunjukan Ronald Wihelmus Rumsaro (27) alias Onald.

Manajemen waktu menjadi kuncinya.

Onald alumnus Jurusan Antropologi Universitas Papua (Unipa) yang lulus pada 2020 lalu ini kini menjalani dua pekerjaan sekaligus.

Barber atau pencukur rambut dan profesi guru.

Kepada TribunPapuaBarat.com, pria asal Baik Numfor ini berbagi cerita pertama kali belajar cukur rambut.

"Kalau soal skil, sudah dari SD, kelas enam bisa cukur rambut," ucap Onald kepada TribunaPapuaBarat.com, Rabu (31/08/2022) malam.

Baca juga: Barbershop Laris di Manokwari, Pelaku Usaha Kekurangan Tukang Cukur Terampil

Biasanya hanya menggunakan gunting dan sisir, Roland pertama kali belajar menggunakan mesin pencukur rambut, pada 2017.

Dirinya memberanikan diri menggunakan mesin pencukur milik saudaranya.

Onald ternyata tak cepat puas sehingga masih terus berupaya meningkatkan kemampuan barbernya secara otodidak.

“Belajar cara-cara dari sosial media, YouTube, Instagram untuk mempelajari bentuk cukur yang baik,” katanya.

Selama menjalani pekerjaan barber, banyak hal yang bisa didapatkan.

Bahkan, hasil mencukur yang ditekuninya mampu membiayainya dari semester akhir kuliah hingga wisuda dan mendapatkan gelar sarjana.

Selain itu, selama menjalani pekerjaan barber, Roland juga bangga dengan apresiasi konsumennya.

"Yang bikin semangat itu bukan dari saya, tapi dari orang- orang dekat yang bilang kalau saya punya cukuran itu bagus," kenang Onald.

Baca juga: Kisah Bripka Septinus Arui, Polisi yang Pernah Jadi Guru di Pedalaman Tambrauw

Dengan berbekal pengalaman dan menabung dari hasil usahanya, Onald kemudian memberanikan diri untuk membuka tempat usaha barber sendiri.

Usaha ini dibuka bermodalkan upah mencukur yang diterima lalu membeli perlengkapan.

Di sisi lain, Onald juga mendapat dukungan dari Papua Muda Inspiratif (PMI) berupa alat-alat mencukur.

Pada awal 2022, akhirnya Onald dapat membuka babershop sendiri yang berlokasi, di Jl. Bandung, Borarsi, Manokwari.

‘Ko Ke Barber’ adalah nama babershop miliknya.

Beberapa bulan membuka usaha barber sendiri, Onald mendapat tawaran untuk mengajar atau menjadi guru.

Tepatnya pada akhir Juli 2022, ia mendapat tawaran mengajar di SMA Negeri 1 Manokwari, dengan status honor.

Onald kemudian menerima tawaran tersebut. Dalam sepekan, Onald mengajar sekira 31 jam, untuk 14 kelas.

Ia juga bahkan menjadi wali kelas 11 Bahasa, di SMA Negeri 1 Manokwari.

Onald merasa tidak terbebani dengan dua profesi yang dijalani saat ini.

"Delapan jam saya kerja untuk orang, kenapa kerja untuk saya beralasan untuk capek," katanya.

Baca juga: Kisah Peserta Festival Persahabatan Pendeta Peter Youngren, Mendadak Berkurang Rasa Sakit

Menurutnya usaha mencukur yang telah dibangun dari nol tidak mungkin untuk ditinggalkan begitu saja.

Ia mengakui masih ada kekurangan pada babershop miliknya. Namun, baginya itu tidak menjadi kendala.

Onald kini menyewa bangunan orang lain dan membayar kontrak babershop miliknya sekira Rp 12 juta per tahun.

Terlahir dalam keluarga sederhana, Onald menjadi anak kedua dari empat bersaudara.

Ayahnya bernama Leo Rumsaro, seorang supir truk yang memuat material Jalan Trans Papua, Manokwari-Kaimana.

Sementara, ibunya bernama Lina Rumbewas sudah meninggal dunia 2006 silam.

Onald lahir di Manokwari, pada 20 September 1995 dan menghabiskan masa kecilnya di Warkapi, Distrik Tanah Rubuh, Manokwari.

Sejak kelas enam SD hingga SMP kelas tiga, ia sudah terbiasa bekerja, seperti mencari ikan dan berjualan di pasar.

"Ikut perahu julung, perahu mancing dan jual ikan," tuturnya saat ditemui di babershop miliknya.

Baca juga: KISAH Cinta Samuel dan Dea, Jadi Pasangan Termuda Dalam Nikah Masal di Kota Sorong

Hasil upah yang ia dapat, sudah mencukupi baginya di usia saat itu.

Bahkan, ia masih ingat mendapatkan upah sekira Rp 300 ribu jika ikut melaut, ditambah hasil jualan ikan Rp 200 ribu.

Terbiasa bekerja, saat duduk di bangku SMA, ia menghabiskan waktu di salah satu tempat percetakan sebagai karyawan.

Ia menekuni pekerjaannya itu hingga menyelesaikan studinya di SMA Negeri 1 Manokwari. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved