Profil Sarah Simanjuntak, Bawa Papua Barat Raih Emas di Sains Internasional, Angkat Tradisi Barapen
Di kompetisi sains internasional di Malaysia yang mempertemukan para peneliti muda dari 25 negera itu, Sarah Simanjuntak menjadi ketua tim Papua Barat
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Menjadi bagian dari tim Papua Barat di kompetisi sains internasional, sejauh ini, merupakan kebanggaan terbesar Sarah Glory Athalya Simanjuntak.
Sumbangsih Sarah Simanjuntak, siswa kelas XI IPA SMAN 1 Manokwari, itu dari sisi biologi dalam penelitian tradisi bakar batu atau 'barapen', berhasil mengantar tim Papua Barat menggondol medali emas.
Pertama dalam ajang World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC), 18 Juli 2022 di kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.
Medali emas kedua Sarah Simanjuntak didapat dalam kategori Applied Life Science didapat dari World Invention Competition and Exibition (WICE), yang berlangsung di Malaysia pada 26-30 September 2022.
Di kompetisi sains di Malaysia yang mempertemukan para peneliti muda dari 25 negera itu, Sarah Simanjuntak berperan sebagai ketua tim Papua Barat.
Remaja putri kelahiran Jakarta, 11 Agustus 2006, itu tak kesulitan menjalankan peran krusialnya, dalam mencari metode terbaik mengekstrak enzim papain dari daun pepaya lewat proses distilasi saat WSEEC.
Baca juga: Cerita 5 Pelajar Papua Barat, Raih Emas Sains Internasional Malaysia karena Tradisi Barapen
Ia juga tak kesulitan ketika ditugaskan untuk mendesain produk 'BARNI' atau Barapen as a NewComer in Culinary Industry saat WICE.
Anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan suami istri, Rheinhard A. B. Simanjuntak dan Elfrida Hutabarat itu, menggemari dunia sains khususnya di cabang biologi dan seni mendesain sudah sejak usia dini.
Gadis yang hobi membaca dan bermain alat musik itu, menyadari bahwa sains sangat dekat dengan kehidupan manusia.
"Saya semakin tertarik belajar biologi karena tumbuh kembang tong (kita) punya tubuh, anatominya kan dipelajari di biologi," ujar Sarah Simanjuntak yang bercita-cita menjadi designer dan pengusaha itu saat ditemui TribunPapuaBarat.com, Senin (10/10/2022).
Berprestasi Akademik dan Non Akademik
Gadis 16 tahun itu, telah mengukir prestasi di bidang akademik dan non-akademik sejak di bangku sekolah dasar hingga sekarang.
Hingga menamatkan pendidikan di SD St. Sisilia Manokwari pada 2018, Sarah Simanjuntak selalu di peringkat tiga besar di kelasnya.
Puncaknya, pada tahun kelulusan, Sarah Simanjuntak menyabet predikat juara tiga umum.
Selain itu, Sarah Simanjuntak terus mengasah bakat seninya melalui lomba melukis dan fashion show di tingkat sekolah.
Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 2 SD Tema 6 Subtema 1 Pembelajaran 5: Fakta Sains Matahari
Menorehkan prestasi seolah-olah menjadi hobi bagi remaja putri yang kini tinggal di Kota Raja Nomor 14, Kelurahan Manokwari Timur, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Saat duduk di bangku kelas VIII SMPN 2 Manokwari, Sarah Simanjuntak berhasil menyandang juara dua dalam lomba tata ruang se-Papua Barat, mewakili Kabupaten Manokwari.
Dalam lomba tersebut, ia harus berkutat dengan perhitungan matematika dalam proyek pembangunan. Sarah Simanjuntak lulus dari SMPN 2 Manokwari pada 2021.
Baru saja menginjak kelas X di SMAN 1 Manokwari, kemolekan ditambah kecerdasan gadis berdarah Batak dan Sunda itu, membuatnya menjadi juara satu duta kosmetik BPOM goes to school se-Papua Barat.
Berkat Didikan Keluarga
Sarah mengakui, kegemarannya pada belajar pertama kali didapat dari pendidikan di tengah keluarga.
Ayahnya, Rheinhard A. B. Simanjuntak adalah lulusan magister teknik sipil dari Universitas Trisakti Jakarta.
Kini, ia menjabat sebagai direktur PT Irman Jaya Martabe, sebuah perusahaan ternama di Kabupaten Manokwari.
Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 2 SD/MI: Fakta-Fakta Sains tentang Angkasa
Sang Ibu, Elfrida Hutabarat merupakan lulusan magister ilmu komunikasi dari Universitas Sumatera Utara.
Remaja yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri itu, mengaku kemampuan bahasa Inggrisnya diasah di tengah keluarga.
Dari kecil, Sarah Simanjuntak sudah diajak berbicara bahasa Inggris oleh sang Ibu. Ditambah kebiasaannya mengonsumsi konten dalam bahasa internasional tersebut.
Sekolah yang ia jalani dari SD hingga SMA pun mengikuti rekam jejak sang ayah.
Walaupun sang ayah dari suku Batak, keluarganya lahir dan besar di Manokwari, Papua Barat. Bahkan sang kakek sudah ada di Manokwari, sejak zaman operasi Trikora pada 1961.
Karena itu, kecintaan terhadap Bumi Kasuari telah mendarah daging di keluarga besarnya. (*)