Pernyataan Shin Tae-yong yang Bakal Mundur Bisa Diartikan sebagai Sindiran, Ini Penjelasannya
Kemarin Rabu (12/10/2022), pecinta sepak bola Indonesia dihebohkan dengan pernyataan Shin Tae-yong yang menyebut dirinya bakal mundur.
Terakhir, Timnas Indonesia sukses menyabet runner-up Piala AFF 2020.
Dari beragam prestasi tersebut, para pecinta sepak bola Indonesia dikecewakan melalui sikap Shin Tae-yong soal tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Riyandi Dipanggil Shin Tae-yong untuk Timnas, Ini Kata Rasiman soal Opsi Kiper Persis Solo
Rasa Malu Luar Biasa

Meski begitu, pernyataan Shin Tae-yong itu juga bisa dimaknai sebagai sentilan terhadap pihak-pihak yang cenderung menghindar dari tanggung jawab terkait tragedi Kanjuruhan.
Akun fanbase Timnas Indonesia, @KitaGaruda di Facebook, memaknai betapa Shin Tae-yong, seorang yang sama sekali tak terkait pada apa yang terjadi di Kanjuruhan, justru merasakan kesedihan dan malu yang luar biasa tinggi.
Saking tingginya, Shin Tae-yong secara ksatria tak segan meninggalkan posisi terhormat yang dia duduki saat ini di Timnas Indonesia sebagai bentuk ikut bertanggung jawab.
Di Korea Selatan, negara asal Shin Tae-yong, jadi hal yang lumrah saat seorang pejabat mundur karena merasa malu saat dianggap gagal menangani hal yang dia kepalai.
"Kok bisa orang yang ngga ngapa-ngapain, gak terlibat sama sekali di dalam tragedi namun ikut merasakan kesedihan & malu yang luar biasa tinggi," tulis akun @KitaGaruda.
Ketua Umum PSSI Dapat Pembelaan
Tuntutan agar Mochamad Iriawan atau Iwan Bule mundur sebagai Ketua Umum PSSI memperoleh pembelaan dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah Dewan Pembina PSSI, Agum Gumelar.
Agum yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 ini mengatakan bahwa desakan agar Iwan Bule mundur sebagai Ketua Umum PSSI bukanlah jawaban.
Dirinya justru menganggap ketika Iwan Bule tetap menjadi Ketua Umum PSSi maka itu adalah bentuk tanggung jawab.
"Mundur bukan jawaban. Justru sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Ketua Umum PSSI, tidak seharusnya mundur."
"Dia (Iriawan) harus menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dan kemudian dijadikan pembelajaran untuk ke depannya agar kompetisi bisa lebih baik lagi," tuturnya dikutip dari laman PSSI.