Berita Sorong

Banyak Mobil Bodong ''Minum'' BBM Subsidi, Kata Pertamina Papua Barat

Ia mengatakan kebocoran terjadi karena ada pengguna BBM subsidi yang memegang tiga barcode saat antre solar di SPBU.

TRIBUNPAPUABARAT.COM/PETRUS BOLLY LAMAK
ILUSTRASI- Ratusan sopir menggeruduk kantor DPRD Kota Sorong, Papua Barat, Senin (17/10/2022). Para sopir ini mengeluhkan antrean panjang BBM subsidi terutama jenis solar. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, SORONG - Sales Branch Manager Rayon satu TPBBu Pertamina Papua Barat, I Made Mega Sanjaya, mengatakan banyak kebocoran penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Padahal, ucapnya, TPBBu Pertamina Papua Barat sudah tetap melakukan program BBM subsidi.

Ia mengatakan kebocoran terjadi karena ada pengguna BBM subsidi yang memegang tiga barcode saat antre solar di SPBU.

"Kami temukan satu mobil itu pegang tiga barcode. Itu harusnya tidak boleh. Harusnya penerima subsidi itu hanya isi BBM satu kali sehari," kata I Made Mega Sanjaya kepada TribunPapuaBarat.com, Rabu (19/10/2022).

Untuk pengawasan, Pertamina Papua Barat sudah menekankan ke setiap SPBU khususnya operator untuk tidak bermain-main dengan oknum tersebut.

"Kalau kami dapat akan dilakukan pembinaan bahkan pemecatan," kata I Made Mega Sanjaya.

PERTAMINA: Sales Branch Manager Rayon satu TPBBu Pertamina Papua Barat, I Made Mega Sanjaya, saat memberikan penjelasan dalam rapat pengendalian inflasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Rabu (19/10/2022).
 
PERTAMINA: Sales Branch Manager Rayon satu TPBBu Pertamina Papua Barat, I Made Mega Sanjaya, saat memberikan penjelasan dalam rapat pengendalian inflasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Rabu (19/10/2022).   (TRIBUNPAPUABARAT.COM/PETRUS BOLLY LAMAK)

Baca juga: Breaking News - Ratusan Sopir Geruduk Kantor DPRD Kota Sorong, Minta Berantas Mafia BBM

Pertamina juga minta bantuan aparat kepolisian untuk penertiban para mafia BBM bersubsidi.

"Di sini banyak sekali mobil-mobil bodong atau mobil yang tidak seharusnya dapat subsidi malah dapat," kata I Made Mega Sanjaya.

"Di Sorong ini seharusnya mobil yang sehari diberikan 80 liter itu semestinya bisa operasi dua sampai tiga hari, tapi ini setiap hari antre itu mobil yang sama. Ini perlu aparat tertibkan," ujar dia.

Menurutnya, Pertamina Papua Barat tidak mampu mengawasi sampai ke luar SPBU.

Baca juga: Cerita Sopir Truk Kesal Banyak Mobil Siluman Terobos Antrean BBM di SPBU Kota Sorong

Karena itu, ucapnya, dibutuhkan kerja sama Pemda dan Kepolisian serta instansi terkait untuk penertiban.

"Kalau kami sendiri agak susah. Kami sudah lakukan penertiban untuk pegawai kami di SPBU," katanya.

Di kota Sorong, katanya, ada tiga SPBU dengan kapasitas penampungan cukup besar.

Setiap hari, Pertamina Papua Barat mengisi 50 persen bahan bakar minyak di tiap SPBU.

"Penambahan itu dari sebelumnya 40 KL per hari, sudah kami tambahkan menjadi 60 KL per hari," ujar I Made Mega Sanjaya.

"Meskipun kami tambah menjadi 60 KL per hari, kalau tidak ada penertiban, sama saja," katanya. (*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved