1 Tahun Tragedi Kisor Maybrat, Kapolda Papua Barat Akui ada Pengungsi Belum Pulang ke Kampung

Situasi keamanan di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, kini kembali kondusif setalah setahun lalu terjadi pembunuhan empat prajurit TNI di Posramil Kisor

Penulis: Safwan Ashari | Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
(TribunPapuaBarat.com/Safwan Ashari)
PENGUNGSI - Kondisi anak-anak di tempat pengungsian di Aula Distrik Aitinyo, Kabupaten Maybrat, Papua Barat. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Situasi keamanan di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, kini kembali kondusif setalah setahun lalu terjadi pembunuhan empat prajurit TNI di Posramil Kisor.

Diketahui, kejadian nahas ini telah terjadi kurang lebih satu tahun lalu.

Hal itu diungkapkan Kapolda Papua Barat Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.

Baca juga: Pj Bupati Maybrat Tinjau Kampung Persiapan untuk Warga Eksodus Insiden Posramil Kisor

 

"Situasi sudah kondusif dan masyarakat yang mengungsi di Kisor sudah kembali ke kampungnya," ujar Daniel, kepada awak media, Rabu (16/11/2022).

Daniel menuturkan, untuk pengungsi yang sudah kembali ke Kisor sekira 100 orang.

"Kalau sudah berangsur-angsur pulang, dan maka otomatis pasukan di sana akan ditarik," tuturnya.

Pria asal Batak ini mengaku, untuk beberapa tempat belum dijumpai warga yang pulang ke kampung halaman.

"Memang ada beberapa tempat belum ada warga, tapi dengan adanya himbauan pemerintah mereka bisa pulang," jelasnya.

"Mereka (pengungsi) ini rindu untuk pulang ke kampung halamannya."

Terkait pendekatan persuasif, pihaknya sudah dari awal ingin mengikuti itu.

"Kalau dari awal datang dengan baik saya akan sambut baik juga. Kalau tidak dengan baik-baik masa saya harus baik," tegasnya.

Daniel menilai, jika komplotan KKB ini datang dan mengaku kesalahan baik-baik, otomatis akan disambut baik pula.

Baca juga: Pj Bupati Maybrat Peluk Satu per Satu Pengungsi Korban Penyerangan Posramil Kisor

Data Komnas HAM

Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku, sejumlah warga sipil di Kampung Kisor, Imsum dan Krus, Kabupaten Maybrat, mengungsi di daerah tetangga termasuk Sorong, Papua Barat.

Mereka mengungsi lantaran adanya kasus pembantaian empat prajurit TNI di Posramil Kisor, Distrik Afiat Selatan, Kabupaten Maybrat, pada Kamis (2/9/2021) lalu.

Hal ini diungkapkan Kepala Komnas HAM Papua dan Papua Barat Frits Ramandey.

"Untuk data kita pada 2021 lalu, jumlah masyarakat sipil yang mengungsi di Maybrat ada 1.600 jiwa," ujar Frits, kepada TribunPapuaBarat.com, Selasa (15/11/2022).

Hanya saja, untuk data saat ini pihaknya belum melakukan pendataan kembali terkait jumlah pengungsi Maybrat.

"Bisa jadi data 1.600 jiwa ini berubah berkurang atau justru semakin bertambah," tuturnya.

Frits mengatakan, persoalan pengungsi yang ada di Maybrat, Papua Barat, harus segera disikapi secara baik.

"Dari ketiga kampung itu masyarakatnya semua mengungsi di daerah tetangga termasuk Sorong," ungkap Frits.

"Kita bahas dengan DPRD Provinsi terkait pemenuhan hak atas kesehatan dan pendidikan bagi para pengungsi," jelasnya.

Pasalnya, Frits menyebut kurun waktu satu tahun setengah, anak-anak pengungsi kurang mendapatkan pelayanan yang layak.

"Anak-anak ini kurang mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan dengan baik," ungkapnya.

"Hampir satu tahun setengah anak-anak tidak mengikuti pendidikan."

Kemudian, Frits juga meminta agar bisa dilakukan perbaikan rumah-rumah di Kampung Kisor, Imsum dan Krus.(*)

Berita terkait lainnya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved