4 Bulan Lakukan Kajian Sekolah Berpola Asrama, Ini Hasil Presentasi dari Tim Unipa Manokwari

Yusuf Sawaki menyampaikan, presentasi laporan hasil kajian ini hasil kerja selama empat bulan, terhitung Agustus hingga Desember 2022.

Penulis: redaksi | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM/INFAK MAYOR
WAWANCARA - Ketua Tim Kajian Sekolah Berpola Asrama, Yusuf Sawaki saat diwawancarai, Rabu (28/12/2022). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Tim dari Pusat Studi Bahasa dan Budaya Universitas Papua (Unipa) memaparkan Kajian Sekolah Berpola Asrama kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Manokwari, Rabu (28/12/2022).

Ketua Tim Kajian Sekolah Berpola Asrama, Yusuf Sawaki menyampaikan, presentasi laporan hasil kajian ini hasil kerja selama empat bulan, terhitung Agustus hingga Desember 2022.

Dalam proses pengumpulan data, tim kajian telah melakukan studi pustaka, diskusi bersama stakeholder, kemudian menganalisis dan membuat laporan akhir.

"Kami ada lakukan studi banding, di dalam kota Manokwari dan luar kota,” ungkap Yusuf Sawaki.

Baca juga: Kaji Sekolah Berpola Asrama, Wakil Bupati Manokwari: Harus Lepas dari Politik

Ia menerangkan, studi banding yang dilakukan memilih sasaran sekolah berpola asrama.

Di Manokwari, ada SMA dan SMP Katolik Villanova, sedangkan di luar ada SMP Advent, di Kota Jayapura, Papua.

Menurut Yusuf, tipe sekolah berpola asrama sudah ada sejak dulu, hanya saja dalam pengelolaan yayasan atau lembaga keagamaan.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari menginisiasi sekolah negeri berpola asrama.

"Sekolah negeri bisa dijalankan dengan berpola asrama," jelasnya.

Baca juga: Resmikan Asrama St. Isodorus Pulau Adi, Freddy Thie: Kami Terbuka Terima Masukan Bangun Kaimana

Yusuf Sawaki menerangkan, sekolah berpola asrama tingkat SMP dipilih dengan dalil anak seumuran SMP memiliki masa peralihan dari anak menuju remaja dan dewasa.

Sehingga, didikan asrama dapat mengembangkan perilaku serta membentuk karakter. "Jadi tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang didapat," jelas dia.

Stigma bagi anak atau siswa yang datang dari pinggiran Kota Manokwari juga dapat diubah melalui sekolah asrama.

Itu seperti cara berpakaian, tutur kata, hidup bersosialisasi serta kebersihan diri.

Tim mengusulkan agar lahan pembangunan sekolah asrama dibangun dengan luas di atas lima hektare.

Sehingga dapat dibuat segala sarana pendukung, seperti olahraga, mini mart, tempat rekreasi dan lahan kebun.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved