Puasa Ramadhan 2023

Bagaimana Hukumnya Niat Puasa Sunnah Diganti Bayar Utang Puasa Ramadhan, Apakah Boleh?

Bagaimana hukumnya mengubah niat puasa sunnah menjadi puasa qadha? Apakah diperbolehkan?

TribunWow.com/Rusintha Mahayu
Ilustrasi Puasa - Bagaimana hukumnya mengubah niat puasa sunnah menjadi puasa qadha? Apakah diperbolehkan? 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Muslim di seluruh dunia akan menyambut Bulan Suci Ramadhan 2023 atau 1444 Hijriah, yang di mana diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh.

Bagi yang memiliki udzur (halangan) tak bisa berpuasa satu bulan penuh, diwajibkan untuk mengganti puasa Ramadhan sebelum datang bulan Ramadhan selanjutnya.

Membayar utang puasa Ramadhan atau mengqadha puasa menjelang Bulan Ramadan juga diperbolehkan dalam islam atau hingga akhir Bulan Syaban.

Baca juga: Besaran Bayar Fidyah Pengganti Puasa Ramadhan, Simak Pula Cara Membayarnya

TribunPapuaBarat.com kali ini akan mengulas, bagaimana hukumnya mengubah niat puasa sunnah menjadi puasa qadha?

Dikutip dari laman kemenag.go.id, mengubah niat puasa sunnah menjadi puasa qadha hukumnya tidak boleh dan tidak sah.

Hal ini karena puasa qadha dihitung sebagai puasa wajib dan niat puasa wajib harus dilakukan di waktu malam sebelum waktu fajar tiba.

Syaikh Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiah Al-Iqna’ mengatakan:

“Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadis Nabi; Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.”

Sebaliknya jka mengubah niat puasa qadha menjadi puasa sunnah hukumnya boleh.

Menurut para ulama, mengubah niat puasa wajib, selain puasa bulan Ramadhan, hukumnya boleh.

Baca juga: Ketentuan Qadha atau Bayar Utang Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Niat Puasanya

Ketentuan membayar utang puasa Ramadhan dapat dilihat jelas dalam firman Allah pada Q.S. Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi:

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya:

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.

Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.

Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.

Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa (SewCream via Kompas.com)

Ketentuan meng-qadha puasa atau membayar utang puasa:

- Dikutip dari tayangan Tanya ustaz Tribunnews.com, Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Shidiq M. Ag menganjurkan bahwa mengqadha puasa dianjurkan untuk dilakukan sesegera mungkin secara berurutan.

Dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa kita tidak tahu di hari esok kita akan melakukan apa dan wafat di hari apa.

Karena ajal seseorang tidak diketahui pastinya, dan membayar utang puasa adalah suatu hal yang wajib, maka sebaiknya utang puasa harus disegerakan.

- Namun, dalam Islam juga diperbolehkan jika membayar utang tidak bisa secara berurutan, karena alasan tertentu.

Yang paling penting qadha atau membayar utang puasa wajib ini dilakukan sebelum tiba waktu Ramadhan berikutnya.

- Mengqadha puasa menjelang bulan Ramadhan juga diperbolehkan dalam Islam atau hingga akhir bulan syaban.

- Berikut bacaan niat Puasa Qadha atau membayar utang puasa menurut Mazhab Syafi'i:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’in fardho syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

- Berikut bacaan niat berbuka puasanya:

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma Lakasumtu Wabika Aamantu Wa'Alaa Rizqika Afthortu Birohmatika Yaa Arhamar Roohimiin.

Artinya : "Ya Allah keranaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat MU, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih".

(TribunPapuaBarat.com) (Tribunnews.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bacaan Niat Puasa Qadha, Berikut Ketentuan dan Penjelasannya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved