Berita Manokwari
Kisah Kornelia Rumbrawer, 30 Tahun Jadi Dukun Beranak, Dapat Hadiah dari Presiden Jokowi
Ia juga berharap semua pihak dapat memperhatikan kader-kader Posyandu dirinya membutuhkan Surat Keputusan (SK)
Penulis: R Julaini | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Kornelia Rumbrawer (54) tahun, satu dari sejumlah kader Posyandu yang bermukim di Pulau Mansinam, Kampung Mansinam, Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, mengaku pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Joko Widodo.
Penghargaan itu diterimanya pada 12 November 2022.
Penghargaan itu diterima dalam bentuk sepeda motor.
Baca juga: Peduli Tumbuh Kembang Anak, DPC PDI Perjuangan Manokwari Beri Makanan Tambahan di Posyandu
Baca juga: Persagi Papua Barat Ajak Organisasi Perempuan Bentuk Posyandu Binaan
Mama Kornelia sapaan akrabnya menggeluti pekerjaan sebagai dukun beranak sejak 1990.
Selain menjadi dukun beranak, Mama Kornelia juga kader Posyandu di Pulau Mansinam.
"Tiga puluh tahun saya jadi dukun beranak, kader Posyandu. Dua tahun belakangan ini tugas saya bertambah jadi kader malaria," ungkap Mama Kornelia saat ditemui Tribunpapuabarat.com di Pulau Mansinam, Minggu (2/4/2023).
Menurutnya, penanganan persalinan yang sering dilakukan adalah membuka 'daun pintu'.
Istilah yang digunakannya untuk pembukaan pra melahirkan.
Ia mengaku hanya mengambil tindakan membawa calon ibu ke luar pulau, jika dinilai beresiko melahirkan di pulau.
"Kalau melahirkan ke rumah sakit. Mama siapkan perahu. Antar dan tunggu sampai mereka pulang baru mama pulang juga," ujar perempuan paruh baya yang belakangan mengambil paket C untuk SMA tersebut.
"Kalau kira-kira melahirkan tidak ada resiko ya melahirkan di pulau. Mama biasa dibantu sama bidan," sambung Kornelia.
Sewaktu mulai dikenal sebagai dukun beranak, ia mengaku hanya ada 3 orang kader Posyandu.
Namun saat ini sudah berjumlah 12 orang.
"Tapi itu pun bukan bidan. Kalau bidan di kota. Mereka terima di kota cuma laporan. Sekarang baru ada bidan," jelas Kornelia.
Selama menjadi dukun beranak, Mama Kornelia tidak mengalami kesusahan.
"Mama layani semua. Kalau ada kesibukan keluarga pas ada yang butuh pertolongan, mama tinggalkan kesibukan keluarga itu," ucap Kornelia.
Iapun mengatakan, tidak ia ingat lagi berapa anak yang ia bantu lahir ke dunia.
Hanya diakuinya beberapa diantaranya masih sempat ia temui di Pulau Mansinam.
Secara profesi, anak-anak yang ia bantu lahir sudah bekerja di berbagai bidang.
Selain itu, ada yang masih berstatus sebagai mahasiswa.
Sebelum menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo, ia mengaku sempat diberikan penghargaan dari Pemprov Papua Barat sebagai kader Posyandu teladan dan terbaik.
Penghargaan dari Presiden Joko Widodo diterimanya bersamaan dengan Hari Kesehatan Nasional.
Ia berangkat karena direkomendasikan dari Dinas Kesehatan Papua Barat.
"Kami pulang dapat sepeda motor," sebut Kornelia yang akan berusia 55 Tahun, 26 April mendatang.
Satu pengalaman pasca menerima penghargaan, Kornelia menyatakan, ia menerima penjelasan bahwa stunting bukanlah penyakit memalukan atau aib.
"Itu kami dapatkan penjelasannya dari Bio Farma saat kunjungan ke sana. Mereka ingatkan ke kami bahwa, apapun yang berkaitan dengan stunting harus sampai ke orang tua yang memiliki anak," jelasnya.
Informasi itu dinilai penting agar orang tua terus memperhatikan kesehatan anak termasuk pola makannya.
Di luar itu, ia mengakui dirinya membutuhkan Surat Keputusan (SK) berkaitan dengan kerjanya sebagai kader Posyandu.
Ia mengaku SK itu perlu ia punyai sebagai pegangan.
Berkaitan dengan gaji, ia mengaku selalu mendapatkan upah yang biasanya dibayarkan per tahun.
"Gaji dikasih sama kampung. Tapi SK ini perlu agar kerja kami ada dasar dan itu memang aturan yang berlaku sekarang," kilah Kornelia.
Ia juga berharap semua pihak dapat memperhatikan kader-kader Posyandu.
Sebab kader memiliki peran penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, apalagi di Pulau Mansinam.
Kini, ia memastikan akan terus hadir dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan.
"Saya akan selalu bantu masalah kesehatan ini dan hadir di setiap kegiatan untuk mengemukakan pertanyaan," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.