Status Siaga Tempur Dikibarkan Panglima, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air dari KKB Makin Waspada

Berikut update situasi pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono - Berikut update situasi pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. 

“Kondisi mereka sehat semua. Karena masih bisa lihat saya tuh tadi langsung bilang ‘selamat siang, Panglima’. Berarti masih sadar. Tadi saya jemput di sana dengan Pak KSAD,” kata Yudo dalam siaran pers Puspen TNI, Selasa.

Bahkan, kata Yudo Margono, di antara mereka ada yang menyebut kata “komando”.

"Juga malah ada yang bilang ‘Komando!’ Itu artinya mereka masih sadar, mudah-mudahan ini mereka bisa sehat kembali dan pulih dari luka,” ujar Yudo.

Para prajurit itu, kata Yudo, tidak semuanya menderita luka tembak. Melainkan, ada juga yang luka karena jatuh terpeleset karena memang medannya miring.

Pada hari ini, Rabu (19/4/2023), TNI fokus mengevakuasi jenazah Pratu Miftahul yang masih berada di lokasi. Evakuasi tertunda karena terkendala cuaca buruk.

Operasi Siaga Tempur

Menyusul gugurnya Pratu Miftahul, Panglima Yudo Margono memutuskan untuk meningkatkan operasi pembebasan pilot Susi Air menjadi siaga tempur.

Yudo mengatakan, operasi akan diterapkan di daerah-daerah rawan di Papua, seperti halnya Distrik Mugi yang menjadi tempat kontak tembak antara Satgas Yonif Raider 321 dan KKB.

“Jadi, ke depan dengan adanya kontak tembak seperti ini, daerah-daerah yang kerawanan tinggi akan saya tingkatkan dari operasi yang biasanya pam (pengamanan) rawan,” ujar Yudo saat konferensi pers di Base Off Lanudal Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023).

Dalam operasi siaga tempur di daerah rawan, Yudo mengungkapkan, tidak ada unsur dari masyarakat yang terlibat.

“Dan di situ tidak ada penduduknya. Penduduk yang istilahnya seperti perangkat desa dan sebagainya,” kata Yudo Margono.

Yudo mengatakan, operasi siaga tempur itu seperti halnya operasi siaga tempur laut bagi prajurit TNI di Natuna.

“Nah ini kita samakan, siaga tempur darat bila perlu namanya supaya mereka para prajurit yang menuju ke situ, ke tempat-tempat yang sudah dinyatakan rawan atau kerawanan tinggi, mereka betul-betul siaga tempur,” ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) itu.

Yudo Margono mengatakan, sebenarnya di dalam diri setiap prajurit sudah terpatri naluri tempur.

“Tetapi, kalau masuk daerah yang kita nyatakan siaga tempur, ya mereka lebih waspada,” kata Yudo.

Baca juga: Pasca Penyerangan KKB Terhadap TNI, Status Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air Jadi Siaga Tempur

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved