Berita Papua Barat

Barto Inden Harap Kampung Udohotma Jadi Pusat Perbenihan Kopi di Papua Barat 

Barto Inden berharap urunan pemerintah untuk menyuplai benih kopi bagi para petani di Pegaf

TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
Duta Petani Milenial Kementan Perwakilan Papua Barat 2023, Barto Inden, menunjukkan kopi Anggi hasil produksinya saat Expo 5 Tahun Pencapaian Polbangtan Manokwari, Kamis (24/8/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Warga Kampung Kobrey Udohotma, Distrik Sururey, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Provinsi Papua Barat, bercita-cita menjadi pusat perbenihan kopi di Papua Barat.

Koordinator Kelompok Tani Tunas Muda Harapan Udohotma Barto Inden mengaku, warga sudah serius mengembangkan perbenihan kopi sejak 2019.

Tetapi, kerap terkendala ketersediaan benih kopi arabika (ketinggian 1.800 sampai 2.000 mdpl) berkualitas.

Baca juga: Sosok Yusuf Sawaki, Dosen Sekaligus Pengusaha Konveksi hingga Kopi di Manokwari

Baca juga: Kisah Barto Inden, Duta Petani Milenial Kementan Papua Barat, Harumkan Kopi Anggi ke Pasar Ekspor

Oleh sebab itu, Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian Perwakilan Papua Barat 2023, itu berharap urunan pemerintah untuk menyuplai benih kopi bagi para petani di Pegaf.

"Saya sudah tiga kali pesan benih dari Jember pakai uang sendiri. Benih itu saya semai, baru dibagi bibitnya  ke kelompok petani di beberapa distrik yang minta," ungkap Barto Inden dalam seri Podcast TribunPapuaBarat.com, Selasa (29/8/2023).

Lulusan Politeknik Pembangunan Pertanian, itu menjelaskan Kampung Udohotma pertama kali berhasil menyemai 10.000 benih kopi pada 2019.

Benih itu dibeli dengan harga sekira lima juta lebih dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Ia menyebut, benih kopi berhasil disemai di green house atau rumah kaca yang dibuat Kelompok Tani Tunas Muda Harapan Udohotma.

Hasil persemaian selama 12 bulan menjadi bibit kopi arabika berkualitas, kemudian ditanam di lahan seluas enam hektar.

"Kopi berhasil tong panen saat umur 2 tahun 6 bulan. Kopi itu yang sekarang dikemas jadi Kopi Anggi," tutur Barton Inden semringah.

Menurut dia, keberhasilan budidaya kopi oleh Kelompok Tani Tunas Muda Harapan Udohotma, itu lantas menjadi percontohan bagi kelompok petani kopi lainnya di Pegaf.

"Dong (mereka) lihat terus minta tong (kita) ajar sekaligus minta benih," ujarnya.

Ia mengatakan, permintaan bibit kopi dari kelompok petani kopi orang asli Papua (OAP) datang dari Distrik Anggi Gida, Sururey, Anggi dan Distrik Taige.

Pada umumnya, ucap dia, para petani telah menyiapkan lahan untuk budidaya kopi.

Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan para petani, Berto berinisiatif membeli 5000 benih kopi seharga Rp 2 juta lebih.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved