Berita Fakfak

Kisah Mahdi Mahsyar Bauw, Pemuda Fakfak yang Produksi Parfum Pala, Usung Konsep Brand Identity

Dalam menciptakan parfum pala, Mahdi bekerjasama dengan ahli botani. Kajian Dilakukan selama tiga tahun sebelum produksi.

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
TribunPapuaBarat.com//Aldi Bimantara
PARFUM PALA - Anak muda Fakfak Papua, Mahdi Mahsyar Bauw (30) menceritakan kisahnya merintis Saboban Onin & Co dengan inovasi mengolah Pala menjadi produk wewangian atau parfum dengan mengusung brand identity, Selasa (28/11/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Kisah inspiratif datang dari anak muda asli Fakfak Papua Barat, Mahdi Mahsyar Bauw.

Melalui tangan dinginnya, Mahdi mampu mengolah pala menjadi parfum.

Mahdi pun mengusung konsep brand identity pada usaha yang dirintisnya.

Baca juga: Untung Tamsil Tegaskan Kearifan Lokal Kera-kera Penting untuk Tingkatkan Mutu dan Kualitas Pala

Baca juga: INOVATIF, Bumkam Tanggekahwang Kampung Brongkendik Olah Buah Pala Jadi Balsem

Usaha tersebut ia rintis sejak 2018 bersama sang kakak, Nafan Sulkhan dan dinamai Saboban Onin & Co.

Mahdi Mahsyar Bauw bertindak sebagai Co-Founder.

Dalam menciptakan parfum pala, Mahdi bekerjasama dengan ahli botani.

Tiga tahun lamanya mereka lalukan kajian-kajian.

Baru kemudian pada 2021, Saboban Onin & Co hadir dengan produk Myristica Botanica.

Secara harfiah, nama Saboban berarti seorang anak dan Onin merujuk pada jazirah atau pesisir di Fakfak, yang telah terbuka dan menerima masyarakat dari suku nusantara lainnya. 

Sehingga nama Saboban Onin bermakna seorang anak yang tumbuh besar di daerah pesisir atau jazirah Fakfak.

Saboban Onin & Co menjadikan Pala Negeri atau Henggi (Pala) Tomandin sebagai komoditi utama dalam menciptakan produk turunan. 

Pala Negeri atau Pala Tomandin ini hanya tumbuh di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

"Awal dari lahirnya Saboban Onin & Co ini tentu karena kerinduan saya, di mana ingin sekali turunan produk lokal kita dikelola juga oleh masyarakat kita sendiri," ujar Mahdi saat diwawancarai TribunPapuaBarat.com, di rumah produksi Saboban Onin & Co, Selasa (28/11/2023).

Ia merasa selama ini, pihak penadah Pala memonopoli sistem dan khalayak lebih mengetahui penadah dari pada masyarakat yang memiliki bahan baku. 

"Makanya kami melalui Saboban Onin & Co, ingin menciptakan produk turunan yang mampu bersaing di pasaran," tandasnya. 

Ketua Yayasan Saboban Onin Maju tersebut menempatkan penguatan brand identity lebih prioritas dibandingkan keuntungan. 

"Karena keuntungan pasti ada, tetapi saya ingin identitas brand lokal kita kuat dan orang luar bisa kenal produk lokal Fakfak sendiri yang dibuat oleh anak-anak Fakfak," ujarnya. 

Ia meyakini jika ada 5 hingga 10 anak muda Fakfak punya pemikiran seperti dirinya dan mau berusaha keras, maka orang tidak mungkin berkelahi hanya karena dana Otsus. 

"Karena yang kita kelola dan punya usaha ini adalah suatu komoditi, dan selalu ada serta berkelanjutan," katanya. 

Mahdi Mahsyar Bauw melalui Saboban Onin & Co tak hanya berbicara melulu soal keuntungan, tetapi menggaungkan komoditi Pala sebagai identitas dan lambang daerah. 

"Kita anak muda di Fakfak perlu untuk melihat potensi Pala yang kita punya, dan bagaimana mengembangkannya menjadi produk-produk turunan dan bisa bersaing di pasaran dengan level naik kelas," katanya. 

Keturunan Raja Rumbati XVI Ibrahim Bauw W itu mengungkapkan, sudah saatnya anak muda itu harus berfikir maju dan kreatif serta tidak boleh bergantung sepenuhnya kepada pemerintah. 

"Saya biasa berkunjung langsung ke kampung-kampung bahkan dusun, itu untuk sekedar silaturahmi dan bertukar pikiran untuk memberikan kesadaran akan pentingnya komoditas Pala," katanya. 

Sebagai anak asli Papua, Mahdi menegaskan tidak perlu menepuk dada dengan bangga diri untuk tunjukkan sebagai orang Papua. 

"Tetapi bagaimana kita punya karya dan gerakan apa yang dibuat, itu yang harus menjadi contoh untuk merangkul yang lain biar bangkit bersama," tambahnya. 

Lanjut Mahdi, produk dari Saboban yakni Myristica Botanica yang tercetus pada 2021 itu memiliki produk turunannya mulai dari lotion, sabun, hingga pengharum ruangan. 

"Parfum atau fragrance kami itu Myristica Botanica ini durasi wanginya bertahan  7 sampai 8 jam dan tanpa alkohol," katanya. 

Secara ringkas, proses pengolahan Pala menjadi parfum tentu mulanya dari waktu panen, lalu diambil buah palanya, bunganya, dan dari biji palanya diambil minyak atsiri. 

Mahdi Mahsyar Bauw menyebutkan potensi Pala untuk terus berkembang ke depannya sangat luas. 

"Kalau berbicara potensi tentu kembali lagi pada marga-marga yang memiliki dusun Pala ini," ujarnya. 

Untuk Saboban Onin & Co, Mahdi sangat merasakan pendapatan yang signifikan dari hasil penjualan produk turunan dari Pala itu. 

"Memang fluktuatif, tetapi parfum kami itu per bulannya bisa raup Rp 4 sampai 5 juta, kami jual 1 botol dengan ukuran 10 ml dijual dengan harga Rp 185.000 dan ukuran 30 ml dibanderol seharga Rp 425.000," beber Mahdi. 

Pihaknya juga tetap memperhatikan aspek legalitas, mulai dari mengurus kelayakan di BPOM dan perizinan lainnya termasuk HAKI.

"Kami juga telah bekerjasama dengan para ahli botani untuk meramu sejak 2021, dan kami menyiapkan minyak palanya," kata Mahdi.

Saboban Onin & Co dengan produk Myristica Botanica dalam perjalanannya telah banyak mendapatkan apresiasi, baik dari pemerintah setempat hingga Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menparekraf Sandiaga Uno

Tak hanya itu saja, parfum rempah Myristica Botanica juga pernah meraih juara 2 Anugerah Pesona Indonesia (API) Award kategori cenderamata. 

Menganggap penghargaan ialah hanya bonus semata dan tidak menjadi tujuan utama, Mahdi Mahsyar Bauw berpesan kepada anak muda Fakfak agar mampu berinovasi. 

"Anak muda tidak boleh ikut ramai, jadi kalau saudara-saudara yang punya dusun Pala, marilah coba kembangkan produk turunannya," ujarnya. 

Akan tetapi, yang perlu diingat menurut Mahdi, harus menentukan passion sejak awal sebagai pondasi. 

"Karena intinya bangun komunikasi dan melihat karakter masing-masing, tentukan passion dan bangun relasi," pesannya.

(*) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved