Berita Mansel
Haru, Prada Nahor Sani Cium Kaki Ayahnya Usai Dilantik Jadi Prajurit TNI AD
"Sangat bangga, puji syukur hari ini akan kami bisa resmi masuk dalam keluarga besar TNI AD," ujar pria asal Sorong tersebut.
Penulis: Andika Gumenggilung | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANSEL - Suasana haru mewarnai upacara penutupan dan pelantikan Siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) Rindam XVIII, di Mako Rindam XVIII Kasuari, Distrik Momiwaren, Kabupaten Mansel, Rabu (13/3/2024).
Di mana, usai pelaksanaan upcara, para orang tua dan sanak saudara dari para siswa Dikmata diizinkan masuk ke lapangan berjumpa untuk pertama kali usai para mantan siswa ini melaksanakan pendidikan dan pelatihan selama lima bulan.
Isak tangis tergambar tak kalah orang tua memandangi anaknya yang sudah berubah status dari sipil menjadi militer.
Baca juga: Mayor Anton Timotius Pimpin Batalyon 764 Kaimana, Letkol Ucok Namara Jabat Dansecata Rindam Kasuari
Baca juga: 39 Siswa Dikmata Kodam XVIII Kasuari Resmi Sandang Pangkat Prada
Edison Sani, salah satu orang tua yang berhasil diwawancarai Tribunpapuabarat.com mengaku bangga anak sulungnya yakni Nahor Sani bisa menjadi anggota TNI AD.
"Sangat bangga, puji syukur hari ini akan kami bisa resmi masuk dalam keluarga besar TNI AD," ujar pria asal Sorong tersebut.
Edison kemudian berharap anaknya bisa menjadi anggota TNI yang dicintai rakyat.
"Memgabdi untuk NKRI, dan selalu bersandar pada yang maha kuasa," pesan ayah tiga anak tersebut.
Sebelumnya, Rindam XVIII Kasuari melaksanakan upacara penutupan program studi (Prodi) Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AD Gelombang II TA 2023, yang diikuti 39 siswa Dikmata, di Mako Rindam XVIII Kasuari, di Distrik Momiwaren, Kabupaten Mansel, Rabu (13/3/2024).
Upacara penutupan prodi Dikmata tersebut menjadi tanda resminya 39 siswa Dikmata tersebut menyandang pangkat Prajurit Dua (Prada).
Pangdam XVIII Kasuari, Mayjen TNI Ilyas Alamsyah melalui Danrindam XVIII Kasuari Kolonel Inf Slamet yang menjadi Inspektur Upacara mengatakan, dengan penutupan pendidikan sekaligus pelantikan ini, para siswa Dikmata akan mengalami perubahan status dari sipil ke militer.
"Hal ini berarti bahwa seorang prajurit terikat dengan norma dan aturan keprajuritan. Oleh sebab itu sikap dan prilaku harus menyesuaikan dengan norma dan etika seorang prajutit TNI," tuturnya.
Dijelaskannya, setelah menjalani pendidikan dan pelatihan selama lima bulan di Rindam XVIII Kasuari, para siswa Dikmata ini sudah memiliki keterampilan dasar keprajuritan.
"Setelah selesai dengan pendidikan pertama ini, prajurit akan mengikuti pendidikan kejuruan sesuai kecabangan masing-masing di lembaga pendidikan TNI AD," ungkapnya.
Pangdam kemudian mengapresiasi jajaran Rindam XVIII yang sudah melaksanakan pendidikan ini.
"Selanjutnya segera laksanakan evaluasi menyeluruh terhadapn sepuluh komponen pendidikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada periode selanjutnya," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.