Dinkes Papua Barat Bentuk Tim Pelacak Kasus TBC untuk Mempercepat Penemuan dan Pengobatan Pasien

"Dengan diagnosa dini, kamu harapkan dapat segera menemukan dan mengobati pasien TBC sehingga rantai penularan dapat diputus," ujar Feny Mayana Paisey

TribunPapuaBarat.com/Fransiskus Irianto Tiwan
Dinas Kesehatan Papua Barat mengadakan koordinasi Program Tuberkulosis (TBC) di tingkat kabupaten. Kegiatan ini berlangsung di Swiss Belhotel Manokwari, Jumat (02/08/2024). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Dinas Kesehatan Papua Barat mengadakan kegiatan koordinasi untuk menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam Program Tuberkulosis (TBC) di tingkat kabupaten Jumat (02/08/2024).

Kegiatan ini berlangsung di Swiss Belhotel Manokwari selama tiga hari, 1-3 Agustus 2024.

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari rencana upaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua Barat untuk mempercepat penemuan dan pengobatan TBC serta peningkatan angka kesembuhan pasien.

Peserta kegiatan ini adalah para tenaga pengelola Program TBC dari beberapa puskesmas dan tenaga promosi kesehatan yang telah dilatih.

Baca juga: Dinkes Teluk Bintuni Raih 3 Penghargaan, Franky Mobilala: Belajar dari Prestasi Penanganan Malaria

 

Plt Kepala Dinkes Papua Barat, dr Feny Mayana Paisey, mengatakan tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membentuk tim pelacak kasus TBC.

Setiap kasus positif TBC yang terkonfirmasi secara bakterologis akan diikuti pemeriksaan terhadap kontak erat.

Mulai dari dalam keluarga hingga orang-orang yang sering berhubungan dengan pasien TBC itu.

"Dengan diagnosa dini, kamu harapkan dapat segera menemukan dan mengobati pasien sehingga rantai penularan dapat diputus," ujar Feny Mayana Paisey.

Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik dan motivasi dalam melakukan tes pada warga.

Baca juga: Dinkes Papua Barat Serahkan Bibit Tanaman Herbal ke Puskesmas Ransiki Mansel

Tim juga akan melacak pasien TBC yang putus pengobatan.

"Tim akan mengunjungi rumah pasien untuk mendorong agar pasien tersebut kembali melanjutkan pengobatan," kata Feny Mayana Paisey.

Ia mengatakan, berhenti berobat tidak hanya berisiko bagi kesehatan pasien, melainkan juga dapat membahayakan keluarga dan orang-orang terdekat.

"Tim ini akan mencari mereka yang sudah terdiagnosa TB namun belum memulai pengobatan dan memberikan komunikasi yang efektif untuk mendorong mereka mengikuti Program TBC," ujarnya.

Ia mengharpan peserta koordinasi dapat bekerja dengan baik di puskesmas masing-masing.

"Diharapkan tim yang telah dilatih dapat melanjutkan kegiatan di lapangan menggunakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) masing-masing puskesmas," kata Feny Mayana Paisey.

Ia menambahkan terdapat dana dalam DAK non fisik di puskesmas untuk melakukan investigasi kontak serta pemantauan minum obat.

Tujuannya untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved