Berita Manokwari
Komunitas Ketapang Diving Community Temukan Walking Shark di Perairan Manokwari: Diduga Spesies Baru
Spesies yang ditemukan di Manokwari ini diduga berbeda dari Hemiscyllium galei yang ada di Teluk Cenderawasih
Penulis: Fransiskus Irianto Tiwan | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Komunitas Ketapang Diving menemukan walking shark atau hiu berjalan di sejumlah lokasi di Manokwari.
Di antaranya Asay, Aipiri, Bakaro, Mansinam, Pulau Lemon, dan Woniyai.
Penemuan terakhir terjadi di Perairan Pulau Mansinam pekan lalu, dengan jenis berwarna hitam putih.
Baca juga: Workshop dan Sosialisasi Perlindungan Hiu dan Pari: Indikator Kunci Kesehatan Laut Kaimana
Baca juga: Gerakan Perlindungan Hiu, Pari dan Satwa Terancam serta Endemik di Fakfak Papua Barat Digencarkan
Hiu ini diduga merupakan spesies walking shark baru yang ada di wilayah Manokwari.
Ketua Komunitas Ketapang Diving Alexander Sitanala berharap, dengan penemuan Walking Shark di perairan Manokwari, pemerintah dapat segera membuat regulasi untuk melindungi area penyebaran hiu berjalan itu.
"Hal ini penting agar spesies ini dapat hidup dengan aman dan menjadi daya tarik wisata. Jika habitatnya terganggu, mereka bisa stres dan berpindah ke tempat lain, sehingga wisatawan kesulitan untuk menemukannya," kata Alexander Sitanala saat diwawancarai Tribun di kediamannya, Jumat (13/12/2024).
Alex mengungkapkan, Ketapang Diving saat ini sedang mengembangkan potensi wisata bawah laut di Teluk Doreri.
Bahkan kata Alex, pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan lima agen perjalanan wisata internasional, yang mulai memasarkan paket diving di Manokwari pada Desember mendatang.
"Wisatawan dari Inggris direncanakan berkunjung pada Februari 2025, disusul wisatawan dari Italia pada Maret dan April," ungkap Alex.
Sementara itu, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Papua (UNIPA) Paulus Boli menambahkan, bahwa walking shark pertama kali ditemukan di Pulau Lemon sekitar 20 tahun lalu.
Spesies ini tergolong endemik dengan penyebaran terbatas di wilayah Kepala Burung Papua.
"Walking Shark termasuk dalam genus Hemiscyllium. Dugaan sementara, spesies yang ditemukan di Manokwari ini berbeda dari Hemiscyllium galei yang ada di Teluk Cenderawasih. Kami perlu melakukan analisis DNA untuk memastikan," kata Paulus Boli
Sebagai biota endemik, walking shark memiliki nilai ekowisata tinggi.
Keunikannya sebagai biota kharismatik yang hidup nokturnal membuatnya menarik bagi wisatawan, khususnya penyelaman malam hari.
Paulus menambahkan, perlindungan habitatnya penting untuk memastikan keberlanjutan spesies ini.
Penemuan walking shark di Teluk Doreri menunjukkan, kekayaan alam Manokwari yang perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai daya tarik wisata bahari berkelanjutan.
"Spesies ini dapat menjadi aset wisata bahari yang unik bagi Kabupaten Manokwari, Dengan promosi dan perlindungan yang baik, potensi ini bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.