“Kalau ketentuan-ketentuan ini dijalankan dengan sungguh-sungguh dan jujur, palang-memalang pasti tidak akan terjadi lagi,” tambah Agus Sumule.
Sementara untuk para investor, ia menyarankan untuk menggandeng para ahli antropologi dan ahli sejarah Papua.
“Mereka ada di Uncen, Unipa, STFT Fajar Timur, STFT GKI I.S Kijne, dan perguruan-perguruan tinggi lain,” jelas Agus Sumule.
“Mereka kritis, berpihak pada perlindungan masyarakat adat Papua, tetapi untuk kebaikan semua pihak,” pungkasnya.
(*)