Berita Manokwari

Hermus Indou Akui Tambang Ilegal di Manokwari Dikuasai Kaum Elite

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TAMBANG ILEGAL - Bupati Manokwari Hermus Indou diwawancarai usai ramah tamah peringatan HUT ke-125 Kabupaten Manokwari, bertempat di sasana karya kantor Bupati Manokwari, Rabu (8/11/2023) siang. Hermus Indou mengaku aktivitas tambang emas ilegal di Manokwari melibatkan kaum elit.

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Kerusakan lingkungan menjadi bagian yang tak terelakkan akibat aktivitas tambang emas ilegal di Kali Wariori, Kampung Wasirawi, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Bupati Manokwari Hermus Indou mengakui, Pemda tak bisa berbuat banyak karena aktivitas tambang emas ilegal dikuasai kaum elit.

Sehingga, Pemda Manokwari untuk saat ini hanya bisa mengadvokasi masyarakat tentang dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang emas ilegal.

Baca juga: Aparat Diminta Hormati Pemilik Ulayat, Warga Sepakat Tanpa Mercury di Tambang Rakyat Muara Wariori

Baca juga: Tambang Rakyat Utamakan Keberlangsungan Alam, Paulus Waterpauw: Tak Sesuai Aturan Kita Tertibkan

"Hambatan kita adalah intervensi banyak pihak dari luar yang mem-back up (menyokong) aktivitas penambangan liar," ungkap Bupati Manokwari Hermus Indou diwawancarai usai ramah tamah peringatan HUT ke-125 Kabupaten Manokwari, bertempat di sasana karya kantor Bupati Manokwari, Rabu (8/11/2023) siang.

"Kita (Pemda Manokwari) yang kecil-kecil ini mau bicara juga susah karena mereka (investor) sudah masuk," tambahnya.

Menurut Hermus, penambangan liar merupakan salah satu momok permasalahan yang dihadapi Kabupaten Manokwari yang kini genap berusia 125 tahun.

Untuk saat ini, ia mengaku, Pemda Manokwari hanya bisa memproteksi masyarakat agar tidak meluas aktivitas penambangan liar di Manokwari.

Dengan cara menyosialisasikan kepada masyarakat tentang dampak negatif yang terjadi pasca penambangan ilegal berlangsung terlalu lama.

Sehingga menjadi fondasi bagi masyarakat, khususnya pemilik hak ulayat untuk menolak jika ada tawaran aktivitas investasi lainnya yang membahayakan lingkungan.

Kesadaran masyarakat untuk tegak berdiri mempertahankan alamnya, itulah menurut Hermus, menjadi kunci menangkal bujuk rayu para kaum elit penambangan.

"Mereka hanya mencari keuntungan sementara. Nanti aktivitas (tambang) itu selesai, yang diwariskan kerusakan lingkungan kepada kita. Terus masyarakat itu akan kembali miskin seperti semula," jelas Hermus Indou.

Ia pun mengakui, dampak kerusakan lingkungan yang kini nyata dirasakan akibat aktivitas tambang ilegal Wasirawi, yaitu penurunan produktivitas pertanian.

Khususnya, penurunan produksi persawahan di Distrik Masni sebagai bagian dari kesatuan lumbung pangan di Kabupaten Manokwari, yakni dataran Warpramasi (Warmare, Prafi, Masni, Sidey).

Akibat Kali Wariori yang menjadi sumber air untuk irigasi pertanian tercemar aktivitas tambang emas ilegal, petani mengalami gagal panen.

Oleh sebab itu, ia mengaku, saat ini Pemda Manokwari berupaya melalui Peraturan Daerah tentang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

Guna melindungi lahan-lahan pertanian produktif di Kabupaten Manokwari untuk alih fungsi lahan.

(*)