Berita Papua Barat

Pemprov Papua Barat Dorong Basecamp LNG Tangguh di Bandara DEO Sorong Pindah ke Rendani Manokwari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANDARA RENDANI_Manokwari - SUASANA di taxi way Bandara Rendani, Manokwari Papua Barat, Senin (6/6/2022). Bandara utama di ibu kota Papua Barat ini akan direnovasi menjadi bandara kualifikasi internasional dan pengelolalaanya kelak beralih dari direktorat jenderal perhubungan udara kemenhub ke BUMN pengelola bandara Angkasa Pura.

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat mendorong basecamp penerbangan karyawan LNG Tangguh di Bintuni berpindah ke Bandara Rendani Manokwari.

Asisten III Bidang Administrasi Publik Setda Provinsi Papua Barat Otto Parorrongan mengatakan, sampai saat ini basecamp penerbangan karyawan LNG Tangguh masih di Bandara DEO Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.

Peralihan ini dimaksud untuk memenuhi kebutuhan penumpang di Bandara Rendani seiring jumlah penerbangan dari maskapai yang terus bertambah.

Baca juga: Fajar Adhitia: Tak Menutup Kemungkinan Citilink Layani Penumpang di Bandara Rendani

Baca juga: Maskapai Pelita Air dan TransNusa Beroperasi di Bandara Rendani Akhir Mei atau Awal Juni 2024

Ia merasa optimis, dengan peralihan penerbangan tersebut, maka hilir mudik karyawan LNG Tangguh di Bintuni menyumbang cukup besar keterisian seat pesawat yang beroperasi di Bandara Rendani.

“LNG Tangguh itu ada di wilayah Provinsi Papua Barat (Kabupaten Teluk Bintuni), bukan di Provinsi Papua Barat Daya,” ungkapnya dalam sambutan penerbangan perdana (inaugural flight) pesawat kargo Citilink di Bandara Rendani Manokwari, Papua Barat, pada pada Jumat, (3/5/2024) pagi.

Sebagai informasi, maskapai penerbangan Pelita Air dan TransNusa berencana melayani penumpang di Bandar Udara (Bandara) Rendani Manokwari, Papua Barat pada akhir Mei atau awal Juni 2024.

Pelaksana Harian Unit Penyelenggara Bandar Udara Rendani Kelas II Manokwari Herman Handoyo mengatakan, saat ini kedua maskapai tersebut sedang memproses slot time penerbangan.

Sebelumnya, pesawat berbadan lebar yang beroperasi di Bandara Rendani hanya ada Lion Air dan Batik Air.

Menurut Bupati Manokwari Hermus Indou, cara paling efektif menjamin keterisian penumpang pesawat, yakni mendorong kerja sama keenam kabupaten lain di Provinsi Papua Barat untuk menjadikan Bandara Rendani sebagai bandara hub.

Guna meningkatkan kuantitas penumpang dalam daerah, sehingga seat terpenuhi dan keberlanjutan penerbangan dapat berlangsung di Manokwari sebagai ibu kota Provinsi Papua Barat.

“Fakfak, Kaimana jangan melakukan penerbangan sendiri langsung ke luar atau melewati provinsi lain, tetapi kalau bisa ayo lewat Manokwari. Demikian juga kabupaten lain, ayo saling menghidupkan terlebih dahulu,” ujar Hermus Indou (TribunPapuaBarat.com, 11/4/2024).

Ia menyampaikan, Manokwari saat ini juga sedang berbenah diri dari segi infrastruktur, manajemen pariwisata, perhotelan dan produk UMKM yang saling berkelindan menopang kinerja penerbangan.

Untuk itu, ia mendorong sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah, swasta dan masyarakat dalam usaha membangun Manokwari demi mengejar ketertinggalan dari ibu kota provinsi lain.

Sehingga, permasalahan sulit mencari penerbangan maupun kehabisan tiket tidak terjadi terus-menerus di Manokwari.

“Kita berharap, Manokwari tidak boleh kalah dari ibu kota – ibu kota provinsi lainnya,” ungkapnya.

Halaman
12