TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Papua (UNIPA) menggelar audiensi dengan Rektor UNIPA, Hugo Warami, beserta jajaran pimpinan kampus, guna menindaklanjuti tuntutan pendidikan gratis yang mereka suarakan sejak aksi demonstrasi 29 April lalu.
Audiensi yang berlangsung di ruang rapat rektor ini dipimpin langsung oleh pihak UNIPA.
Presiden Mahasiswa UNIPA, Yenuson Rumaikeuw menegaskan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk meminta kejelasan dari pihak rektorat terkait implementasi nota kesepahaman (MoU) antara UNIPA dan PT Freeport Indonesia (PTFI), khususnya dalam hal pendidikan gratis bagi mahasiswa.
Baca juga: UNIPA dan Kemenkum Beri Pemahaman Pendaftaran Desain Industri ke Mahasiswa: Supaya Ide Tak Dicuri
Baca juga: 1.095 Peserta Ikut Seleksi Lokal Masuk UNIPA
“Melalui audiensi ini, kami ingin mempertanyakan bagaimana realisasi dari MoU tersebut. Apakah benar-benar berdampak untuk mahasiswa, terutama dalam hal keringanan atau penghapusan biaya pendidikan,” ujar Yenuson saat diwawancarai Tribun di UNIPA, Amban, Manokwari, Papua Barat, Kamis (10/7/2025).
Mahasiswa menuntut agar kerja sama antara UNIPA dan PTFI tidak hanya menjadi simbolik, namun betul-betul memberikan manfaat nyata, seperti pengurangan SPP hingga 50 persen atau bahkan penghapusan biaya pendidikan secara menyeluruh.
Ia mengatakan, jika tidak ada tanggapan konkret, BEM akan menuntut pembatalan MoU tersebut.
“Jika MoU itu tidak menjawab aspirasi pendidikan gratis, maka kami minta penandatanganannya ditarik kembali. Bila berat untuk gratis sepenuhnya, minimal potong 50 persen SPP,” tegasnya.
Yenuson juga menyampaikan bahwa jika dalam dua minggu sejak audiensi tidak ada tindak lanjut, maka BEM akan menggelar aksi lanjutan berupa pemogokan kampus.
Selain isu pendidikan gratis, dalam audiensi ini juga membahas sejumlah agenda internal mahasiswa.
Di antaranya adalah permintaan perbaikan sekretariat BEM UNIPA, dukungan terhadap program kerja organisasi mahasiswa, persiapan Temu Raya BEM se-Papua, serta penegasan aturan berpakaian dengan almamater setiap hari Senin.
Pihak BEM juga meminta agar semua Wakil Dekan III di tiap fakultas lebih aktif dalam mendampingi kegiatan mahasiswa, serta menghidupkan kembali fakultas-fakultas yang dinilai mulai tidak aktif.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Rektor UNIPA Hugo Warami menyatakan pihak kampus terbuka terhadap aspirasi dan siap menindaklanjuti permintaan yang telah disampaikan.
Namun, ia menegaskan bahwa penghapusan atau pengurangan biaya pendidikan harus melalui kajian menyeluruh dan disesuaikan dengan regulasi yang berlaku.
“Tuntutan pendidikan gratis itu harus jelas. Apakah hanya SPP, atau termasuk tempat tingal, makan, dan kebutuhan lainnya,” jelas Hugo.
Terkait potongan SPP, ia mengatakan akan meninjau lebih lanjut karena tidak bisa diputuskan secara sepihak tanpa dasar aturan.
“Ada mekanisme dan aturan yang harus dipatuhi. Tapi kami dari pihak rektorat tentu akan merespons dan menindaklanjuti semua ini,” tambahnya.
Rektor juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan organisasi mahasiswa, termasuk renovasi sekretariat BEM dan program-program kemahasiswaan lainnya.
(*)