Berita Sorong Selatan

Terancam Diusir, Mahasiswa Sorong Selatan Desak Pemda Tuntaskan Sengketa Lahan Asrama di Manokwari

Sudah beberapa kali asrama dipalang. Bahkan pernah ada masyarakat datang dan mengusir kami karena menganggap tanah ini milik mereka

TribunPapuaBarat.com/Matius Pilamo Siep
MAHASISWA SORSEL - Ketua Ikatan Mahasiswa Sorong Selatan, Hendrik Wagarefe (kemeja merah) didampingi Ketua Asrama Sorsel, Sem Mnsen (kemeja biru-kiri) memberikan keterangan pers kepada media di Asrama Sorong Selatan, di Amban Manokwari, Senin (15/9/2025) 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Mahasiswa Sorong Selatan (Sorsel) di kota studi Manokwari, mendesak Pemda Sorsel Papua Barat Daya (PBD) segera menyelesaikan sengketa lahan asrama di Manokwari

Lahan asrama mahasiswa Sorsel di Manokwari hingga kini belum memiliki kejelasan status hukum.

Desakan ini disampaikan Ketua Ikatan Mahasiswa Sorong Selatan, Hendrik Wagarefe, saat ditemui media di Asrama Sorong Selatan, Amban, Manokwari, Senin (15/9/2025).

Menurut Hendrik, hingga saat ini belum ada kejelasan dari pihak Pemerintah Kabupaten Manokwari melalui Dinas Peternakan, mengenai status sah penyerahan lahan asrama kepada Pemda Sorsel.

Padahal, menurutnya, proses pembayaran atas lahan tersebut sudah dilakukan.

“Sertifikat tanah belum diberikan secara sah, meskipun pembayaran sudah diserahkan kepada Pemerintah Manokwari,” ujarnya.

Hendrik juga menuturkan bahwa pihaknya bersama mahasiswa lainnya telah berupaya membangun komunikasi dengan Pemda Sorsel guna meminta kejelasan status dan legalitas lahan tersebut. 

Namun, hingga kini, menurutnya, belum ada langkah konkret yang diambil.

“Kami sudah coba komunikasi dengan pemda, tetapi belum ada respons yang serius,” tambahnya.

Baca juga: Mahasiswa Jayawijaya di Manokwari Rayakan HUT ke-17 Asrama dan Syukuran Wisudawan

Akibat dari belum tuntasnya proses pelepasan lahan tersebut, Hendrik menyebutkan bahwa mahasiswa penghun asrama sering kali menghadapi gangguan, termasuk aksi pemalangan dari masyarakat yang mengklaim sebagai pemilik lahan.

“Sudah beberapa kali asrama dipalang. Bahkan pernah ada masyarakat datang dan mengusir kami karena menganggap tanah ini milik mereka,” ungkap Hendrik.

Kondisi ini, lanjut Hendrik, sangat mengganggu kenyamanan dan konsentrasi mahasiswa dalam menjalani aktivitas perkuliahan. 

Ia menekankan bahwa pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas agar tidak ada lagi intimidasi terhadap mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut.

“Bagaimana kami bisa belajar dengan tenang kalau asrama terus dipalang? Kami minta pemda jangan hanya dengar lalu diam, tapi segera ambil langkah nyata,” tegasnya.

Hendrik mengingatkan bahwa para mahasiswa adalah aset daerah yang sedang dipersiapkan untuk membangun Sorong Selatan di masa depan. 

Ia berharap pemerintah lebih serius memperhatikan persoalan ini.

“Kami ini agen perubahan masa depan. Jangan biarkan kami kehilangan semangat karena merasa tidak diperhatikan,”tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved