Bertahan di Tengah Pandemi, Kopi Djuang di Jayapura Kini Mampu Raup Omzet Capai Rp 100 Juta Sebulan
Kedai kopi di Jl Pembangunan nomor 24, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, itu justru mampu berkembang di tengah pandemi.
Penulis: Safwan Ashari | Editor: Astini Mega Sari
Laporan Wartawan TribunPapuaBarat.com, Safwan Ashari Raharusun
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020 tak hanya berimbas ke sektor kesehatan, tapi juga ekonomi.
Pandemi Covid-19 menjadi ujian tersendiri bagi sebagian besar pengusaha karena adanya aturan pembatasan sosial.
Tak sedikit tempat usaha yang terpaksan mengurangi pekerjanya dan bahkan gulung tikar.
Namun, semangat bertahan di tengah situasi sulit pandemi rupanya masih dilakukan Kopi Djuang.
Kedai kopi di Jl Pembangunan nomor 24, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, itu justru mampu berkembang di tengah pandemi.
Kopi Djuang diprakasai oleh tiga anak muda, yaitu Reja Prayoga Dumatubun (24), Jefry Roberto Theos (27) dan Ferdian Saka (21).
Baca juga: Viral Video Guru Digaji Rp 144 Ribu per Bulan, Mengaku Ikhlas Mengajar: Tak Dibayar Juga Tak Masalah
Usaha kedai kopi ini dirintis sejak 2018 dengan modal awal dari pinjaman bank.
"Modal itu kita dapat dari pinjaman bank dengan teman sampai akhirnya terkumpul Rp 15 juta," ujar Reja kepada TribunPapuaBarat.com, Selasa (15/6/2021).
Pemuda asal Maluku Tenggara ini mulai menjadi barista (peracik kopi) sejak 2016.
Ia kemudian menularkan ilmunya kepada rekannya, Jefry dan Ferdian.
Berbekal promosi lewat media sosial dan dari mulut ke mulut, kini nama Kopi Djuang cukup di kenal di Jayapura.
Hal itu kemudian membuat usaha mereka ramai dan pemasukan pun meningkat.
"Pendapatan kita dalam sehari Rp 1 juta sampai Rp 2 juta, itu bertahan sekitar 1 tahun," ucap Reja.
Pada akhir 2019, ia kemudian memberanikan diri untuk menyewa ruko sendiri dan memperbesar kedai kopinya.
"Tantangan saat itu adalah kembali mencari modal, karena modal yang dibutuhkan jauh lebih besar," tuturnya.
Baca juga: Cerita Grace Makanuay, Pengelola Pantai Base G Jayapura yang Ajari Anak-anak Belajar secara Gratis
Namun, berkat kepercayaan yang sudah terbangun, akhirnya kembali mendapat pinjaman dari bank dan teman hingga Rp 240 juta.
Reja mengatakan ia mulai menambah barista ketika kedai kopinya pindah kee tempat yang baru, namun pandemi mulai menghantam.
"Kita ambil Riysaldi Salimu (24), sehingga sudah ada empat barista untuk menjalankan kedai kopi ini," ucap Reja.
"Ketika kami siap membuka usaha di tempat yang baru, ada lagi tantangan baru. Saat itu bertepatan dengan awal pandemi Covid-19 di Kota Jayapura, tepatnya pada April 2020."
Namun, berbekal semangat dan mengandalkan rasa racikan kopinya, Kopi Djuang tetap mampu bertahan.
Konsumen masih berdatangan bahkan kini lebih banyak dari sebelumnya.
"Omzet kotor seharinya pada awal pandemi Rp 1 juta hingga Rp 3 juta," ucap Reja.
"Kalau sekarang pendapatan kita sudah Rp 3 juta sampai Rp 5 juta, jadi satu bulan omzet kotor kita sudah lebih dari Rp 100 juta."
Baca juga: Sampah Berserakan, Panorama Pantai Holtekamp dan Jembatan Youtefa jadi Rusak
Saat ini, kata dia, omzet yang didapat cukup bagus.
"Bisa mengembalikan uang pinjaman dari temannya hanya dalam waktu 4 bulan," imbuh Reja.
Sementara itu, Jefry menjelasakan apa yang menjadi Kopi Djuang spesial dibanding kedai kopi lain di daerah tersebut.
Menurutnya, barista dan konsumen bisa berkomunikasi mengenai racikan kopi.
Konsumen juga bisa meminta barista meracikkan kopi sesuai keinginan mereka.
"Kita tidak membatasi interaksi antara barista dengan konsumen," terang Jefry.
"Saat barista tidak ada pesanan, kita bisa saja berkomunikasi dengan konsumen dan juga bisa minta diracikan kopi sesuai keinginan mereka," ujarnya. (*)