Cerita Pegiat Literasi di Papua Barat Lamek Dowansiba, Berawal dari Kepedulian hingga Tolak Jadi PNS

Lamek Dowansiba (30) merupakan pemuda yang menjadi pegiat literasi di Papua Barat.

Penulis: Safwan Ashari | Editor: Astini Mega Sari
(TribunPapuaBarat.com/Safwan Ashari Raharusun)
Pegiat literasi di Papua Barat, Lamek Dowansiba 

Laporan Wartawan TribunPapuaBarat.com, Safwan Ashari Raharusun

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Lamek Dowansiba (30) merupakan pemuda yang menjadi pegiat literasi di Papua Barat.

Lamek adalah founder atau pendiri 24 komunitas rumah baca di Papua Barat.

Keinginan Lamek untuk menjadi sorang pegiat literasi telah ada sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tanah kelahirannya yakni Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Lamek mengisahkan, sedari dulu anak-anak Papua di Pegunungan Arfak sangat sulit mendapat akses ke dunia pendidikan.

Bahkan, untuk sekolah, Lamek dan anak-anak lainnya dulu harus berjalan kaki masuk keluar hutan berkilo-kilo meter.

Baca juga: Pohon Pisang Raksasa di Papua Barat, Bisa Tumbuh Tinggi Capai 25 Meter hingga Terancam Punah

Ia harus berangkat pukul 04.00 pagi ke sekolah yang letaknya di balik bukit melewati jalanan yang masih merupakan tanah liat.

Pengalaman itu membuatnya tak ingin generasi muda di Tanah Papua mengalami hal yang sama.

"Sejak saya di SMP, pada 2006 sempat melakukan mengajar adik-adik di Pegunungan Arfak," ungkap Lamek, kepada TribunPapuaBarat.com, Selasa (29/6/2021).

Sebagai anak yang terlahir dari keluarga petani, ia terus berupaya untuk mengajak anak-anaknya agar ikut melibatkan diri dalam kegiatan tersebut.

Bagi Lamek, berbicara soal Papua tidak bisa hanya bicara di dalam gedung ataupun di menara gading.

"Menjadi pegiat literasi adalah jalan sepi, namun lebih baik saya yang mengorbankan diri untuk menyiapkan generasi Papua yang jauh lebih baik," ucap Lamek.

Dari literasi, kata Lamek, seseorang akan belajar bagaimana berproses dan juga mendedikasikan dirinya untuk orang lain.

Baca juga: Satu Staf Terkonfirmasi Positif Virus Corona, Disdukcapil Manokwari Hentikan Aktivitas

Menolak Jadi PNS

Saat beranjak dewasa pria kelahiran Kampung Aiwou, Distrik Catubou, Kabupaten Pegunungan Arfak kecintaannya terhadap dunia literasi tak kunjung surut.

Lamek sempat diberikan pilihan untuk menduduki sejumlah posisi di Kabupaten Manokwari, namun ia menolaknya.

"Saya melihat, pekerjaan literasi ini adalah jalan yang mulia. Literasi adalah panggilan hati dan saya tidak mau kejadian dulu berulang pada generasi saat ini," lanjut Lamek.

"Saya pernah diminta untuk menjadi sorang PNS. Namun rasa cinta kepada dunia literasi membuat saya harus menolak itu," kata pria asal Arfak itu.

Sebagai anak muda, Lamek lebih ingin berkiprah di luar sistem.

Sebab jika sudah menjadi seorang PNS, maka waktunya untuk kegiatan literasi akan sedikit.

Baca juga: Serukan Penarikan Rem Darurat, Gugus Tugas Covid-19 Papua Barat: Kalau Tidak, RS Bakal Lumpuh

Apalagi, jelas Lamek, hingga kini kondisi pendidikan di Papua Barat belum menyasar pada anak-anak di perkampungan.

"Masih banyak anak (SD, SMP dan SMA) di kampung-kampung belum bisa baca," tuturnya.

Sehingga dirinya merasa terpanggil untuk turun langsung menyelamatkan generasi muda di daerah ini.

Sukses Buka Program Literasi

Berbekal niat dan tekad, Lamek kini berhasil membangun 24 program literasi.

Muridnya kini mencapai 500 orang, yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota di Papua Barat.

"Ada aktif, dan juga yang masih punya beberapa hambatan. Tetapi saya pikir inilah proses," ujarnya.

Baca juga: Kasus Meningkat, Jubir Covid-19 Papua Barat Sebut PPKM dan Lockdown Jadi Solusi

Bagi Lamek yang lebih terpenting adalah dunia literasi harus ditanamkan sejak awal di tengah-tengah masyarakat.

Harapan Lamek, ke depannya pemerintah harus menjadikan dunia literasi sebagai program prioritas di Papua Barat.

"Kita tidak boleh bergantung pada pendidikan formal, gerakan literasi akan sangat membantu anak-anak di Papua Barat," imbuhnya.(*)

Berita lainnya terkait Papua Barat

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved