Desak Pemerintah Lockdown Pulau Jawa untuk Tangani Lonjakan Covid-19, Epidemiolog: Tak Ada Cara Lain

Dicky menilai, dampak dari ledakan kasus juga membuat fasilitas kesehatan di Jabodetabek tak berdaya menampung banyaknya pasien.

Editor: Astini Mega Sari
(Tribun-Video/Buyung Haryo)
Ilustrasi Virus Corona - Desakan untuk pemerintah Indonesia agar memberlakukan lockdown Pulau Jawa dalam menangani lonjakan kasus Covid-19 datang dari epidemiolog Griffith University Dicky Budiman. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM – Desakan untuk pemerintah Indonesia agar memberlakukan lockdown Pulau Jawa dalam menangani lonjakan kasus Covid-19 datang dari epidemiolog Griffith University Dicky Budiman.

Dicky menilai, dampak dari ledakan kasus Covid-19 pasca-libur Lebaran juga membuat fasilitas kesehatan (faskes) di Jabodetabek tak berdaya menampung banyaknya pasien.

Menurutnya tak ada cara lain yang lebih efektif untuk menangani lonjakan kasus Covid-19 selain memberlakukan lockdown Pulau Jawa.

“Harapan saya sekarang adalah lockdown Pulau Jawa. Tidak ada cara lain,” kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Serukan Penarikan Rem Darurat, Gugus Tugas Covid-19 Papua Barat: Kalau Tidak, RS Bakal Lumpuh

Dicky telah membuat perhitungan terkait situasi pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini.

Menurut dia, apabila pemerintah tidak menerapkan lockdown, maka Indonesia akan menjadi kolaps akibat pandemi Covid-19.

“Perhitungan yang terakhir saya lakukan, kita dengan skenario saat ini, kita akan pada puncak akhir Juli itu, angka kematian bisa 2000-an per hari, dan dengan kasus infeksi udah di atas 200 ribu per hari, dan udah collapse ya,” ungkap Dicky.

“Dan itu berlangsung bisa 2-3 minggu dan kita baru berakhir di, melandainya di September loh, mungkin awal Oktober mulai agak landai,” tambah dia.

Oleh karena itu, Dicky memandang tidak ada jalan lain selain menerapkan lockdown, khususnya di Pulau Jawa.

Baca juga: Tak Hanya Manokwari, Peningkatan Kasus Covid-19 di Papua Barat Juga Terjadi di Sorong

Selain itu, ia menilai kebijakan lockdown juga harus diiringi dengan implementasi 3T (tracing, testing, treatment) dan vaksinasi yang gencar kepada masyarakat.

“500.000 minimal testing dan juga vaksinasi yang sudah harus dilakukan pada hampir semua kelompok, termasuk ibu hamil ya. Jangan lupakan lansia dan komorbid dan juga anak ya 12-17 tahun,” tutur dia.

Diketahui, ledakan kasus Covid-19 pasca-libur Lebaran telah membuat fasilitas kesehatan di Jabodetabek kewalahan menampung pasien.

Di Ibu Kota Jakarta, sebanyak 93 persen dari total tempat tidur isolasi bagi pasien Covid-19 sudah terisi.

Sementara 87 persen tempat tidur di ruang ICU juga telah digunakan.

Baca juga: Kasus Meningkat, Jubir Covid-19 Papua Barat Sebut PPKM dan Lockdown Jadi Solusi

Selain itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan, Kota Bogor saat ini berada di fase darurat Covid-19.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved