KKB Papua

Pembangunan Jembatan yang Masuk dalam Proyek Trans Papua Dihentikan Sementara Pascaserangan KKB

Pengerjaan dua unit jembatan yang masuk dalam proyek Trans Papua dihentikan pascakekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Editor: Astini Mega Sari
Dok Humas Polda Papua
Kondisi truk yang dipakai pekerja jembatan di Kabupaten Yahukimo. Tampak lubang di bagian kaca depan truk akibat tembakan yang dilepas KKB Tendius Gwijangge, Papua, Kamis (24/6/2021) - Pengerjaan dua unit jembatan yang masuk dalam proyek Trans Papua dihentikan pascakekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Pengerjaan dua unit jembatan yang masuk dalam proyek Trans Papua dihentikan pascakekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Teror KKB itu terjadi di Kampung Bingky, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua, Jumat (25/6)2021) lalu.

Dalam peristiwa penyerangan KKB tersebut, empat warga sipil tewas dan satu orang, yaitu Obaja Nang, mengalami luka tembak.

Baca juga: Pengakuan Pekerja yang Kabur dari KKB di Yahukimo, Diadang dan Kendaraan Ditembaki: Kami Lari Terus

Jembatan adalah Satu di Antara Program Strategis

Pengerjaan dua unit jembatan yang ada di Kali Kuk dan Kali Wit tersebut, masuk dalam proyek Trans Papua yang merupakan salah satu program strategis nasional untuk membuka keterisolasian Papua.

Kepala Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Wamena, Zepnat Kambu menyebut, anggaran pembangunan dua pekerjaan tersebut mencapai Rp 44 miliar.

"Iya benar ini termasuk proyek jalan trans Papua. Karena ruas dari dulu sampai peristiwa itu aman," ujar Kambu, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (28/6/2021).

Menurut dia, lokasi dua jembatan tersebut berada di KM 42+200 dan di KM 54+200.

Sedangkan penyerangan oleh KKB terjadi di KM 54.

Baca juga: Sosok Tendius Gwijangge, Pimpinan KKB yang Serang 5 Warga hingga Tewas di Papua, Kerap Pindah Lokasi

Sayangkan Adanya Penyerangan

Seluruh pekerja jembatan, konsultan dan pegawai Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Wamena, yang saat kejadian ada di Distrik Seradala, kini telah berada pada posisi aman.

"Total ada 93 orang yang lari, sekarang mereka semua sudah aman dan ada di Dekai," kata dia.

Ia menyayangkan aksi kekerasan KKB. Niat negara yang ingin mengejar ketertinggalan pembangun di Papua harus terhambat karena masalah keamanan.

"Saat kejadian kami perintahkan manusia aman dulu, alat kasih tinggal, jangan kejadian PT. Iskaka Karya (di Nduga) terulang," kata Kambu.

Ia mengatakan, dimulai kembalinya pembangunan dua jembatan yang memiliki bentang panjang 60 meter dan 40 meter tersebut, tergantung dari pihak keamanan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved