Tolak Tutup Warkopnya, Rakesh: Pemerintah Tak Kasih Makan, Suruh Tutup tapi Tak Tanggung Jawab

Pemilik warung kopi (warkop) di Medan, bernama Rakesh terlibat adu mulut dengan petugas Satgas Covid-19 saat razia PPKM Darurat, Kamis (15/7/2021).

Editor: Astini Mega Sari
(KOMPAS.com/DANIEL PEKUWALI)
Tangkapan layar, seorang pemilik warung kopi di Medan, Sumatera Utara, menolak untuk menutup warkopnya saat didatangi petugas patroli PPKM Darurat. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Pemilik warung kopi (warkop) di Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, Sumatera Utara, bernama Rakesh terlibat adu mulut dengan petugas Satgas Covid-19 saat razia PPKM Darurat, Kamis (15/7/2021).

Adu mulut itu terjadi lantaran Rakesh menolak menutup tempat usahanya meski telah lewat jam operasional seperti di dalam aturan PPKM Darurat.

Ia bahkan nekat menyiram petugas yang melakukan razia.

Dalam video yang beredar, sebelum menyiram petugas dengan air panas, Rakesh adu mulut dengan petugas. 

Mendapat perlakuan seperti itu, petugas gabungan langsung merangsek untuk menangkap Rakesh.

"Tangkap itu ambil, tangkap, tangkap," teriak petugas dalam video.

Terkait kejadian itu, Rakesh dibawa ke Gedung PKK Kota Medan yang tak jauh dari tempat usahanya, untuk menjalani sidang di tempat karena dinilai melanggar aturan PPKM Darurat yang tengah diberlakukan di Medan.

Baca juga: Adu Mulut dengan Petugas saat Diminta Tutup, Pemilik Warkop di Medan: Pemerintah Ada Kasih Bantuan?

Rakesh menolak menutup tempat usahanya meski sudah lewat jam operasional seperti yang sudah ditentukan pemerintah.

Dia kemudian dijatuhi hukuman dua hari kurungan atau denda Rp 300.000.

Usai membayar denda, Rakesh menyoroti gaya petugas melakukan penertiban.

"Satpol PP, polisi, dan tentara hanya mengimbau melalui percakapan, mulut, enggak ada kasih surat," katanya, Kamis.

"Habis itu, orang itu datang seperti (menangkap) teroris. Mobil polisi dua truk, mobil tentara dua truk. Satpol PP satu truk. Bukannya membantu, di situ memaksa kita tutup," jelasnya.

Rakesh juga mempertanyakan bantuan yang diberikan pemerintah. Menurut Rakesh, pemerintah hanya menyuruh masyarakat menutup tempat usaha, tetapi pemerintah sendiri tidak bertanggung jawab atas kebijakan itu.

"Enggak ada pemerintah kasih makan. Suruh tutup tapi enggak bertanggung jawab," jelasnya, dikutip dari Tribun Medan.

Baca juga: Viral Ibu-ibu Menangis Warung Kopinya Diminta Tutup Selama PPKM Darurat: Siapa yang Mau Biayain?

Bantuan Sembako

Sebanyak 20.000 warga yang terdampak PPKM Darurat akan diberi bantuan sosial berupa sembako oleh Pemkot Medan.

Wali Kota Medan Bobby Nasution mengungkapkan, sebelumnya Pemkot Medan menyiapkan dua opsi penyaluran bantuan kepada warga terdampak penerapan PPKM Darurat, yakni bantuan uang tunai dan bantuan sembako.

Namun, pihaknya menyepakati untuk memberi bantuan berupa sembako.

"Ini sudah kita ajukan, sudah kita sepakati, ada 20.000 masyarakat Kota Medan yang akan kita bantu. Ini kita berikan sembako saja," kata Bobby usai memanatau pos penyekatan PPKM Darurat lewat udara.

Opsi bantuan sembako dipilih karena dinilai lebih mudah.

"Karena kalau kita berikan uang tunai, ini mendata lagi, minta rekeningnya lagi. Ini yang sulit," ungkap Bobby.

Baca juga: Upacara Adat Dibubarkan Aparat karena Dianggp Langgar PPKM Darurat, Warga Rusak Bangunan Desa

Adapun dalam penyaluran bantuan ini, Pemkot Medan telah berkoordinasi dengan Perum Bulog. Beras yang didistribusikan kemungkinan besar adalah beras Bulog.

Selain memastikan distribusi tetap aman, kerja sama dengan Bulog juga bisa menghindari kemungkinan adanya penyelewengan atau korupsi.

"Untuk menghindari kemungkinan yang tidak kita inginkan, korupsi dan segala macam, ini kita kerjasamakan dengan Bulog langsung. Jadi tidak ada pakai distributor A, distributor B, langsung sama Bulog," jelas Bobby.

Hanya saja, Bobby belum menjelaskan lebih rinci soal mekanisme penyaluran serta besaran bantuan sosial yang akan diberikan itu. Warga yang akan diberikan bantuan pun hingga kini masih didata.

Presiden Awali Pembagian Sembako

Presiden Joko Widodo mengunjungi warga di Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara, pada Kamis (15/7/2021) malam.

Dalam kunjungan itu Presiden membagikan sembako untuk masyarakat dan paket obat gratis bagi warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman).

Baca juga: Viral Video Ratusan Pedagang di Lampung Protes Aturan PPKM, Kasatpol PP Ungkap Duduk Perkaranya

"Malam hari ini saya berada di Kampung Sunter agung dalam rangka mengawali pemberian sembako kepada masyarakat yang akan diberikan menyeluruh yang sudah kita siapkan 200.000 ton beras yang akan disalurkan nanti dari Bulog," ujar Jokowi, dalam siaran yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis malam.

"Kedua, saya juga membagikan paket obat baik yang untuk (pasien Covid-19) gejala ringan paket 1, dan paket 2 yang untuk gejala sedang dan paket 3. Yang pada awal ini kita akan membagikan 300.000 paket obat itu," lanjutnya.

Pekan depan, kata Jokowi, pembagian obat gratis untuk pasien Covid-19 yang melakukan isoman akan diteruskan sebanyak 300.000 paket berikutnya. (*)

Berita lainnya terkait PPKM Darurat

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Dipenjara Karena Tolak Tutup Warung, Pedagang Kopi Rakesh: Siapa yang Kasih Makan Anak dan Bini Saya dan di Kompas.com dengan judul Ngamuk Warung Diminta Tutup, Pemilik: Tak Ada Pemerintah Kasih Makan, Suruh Tutup tapi Tak Tanggung Jawab

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved